Skip to main content

Manajemen Pemeliharaan Kambing Induk Anak dalam Hal Penanganan Induk Bunting, Prapartus, Partus, Pasca Partus, Sapih, dan Pasca Sapih



  1. Penanganan Induk Bunting
-          Dimasukkan ke kandang tersendiri dari kawananya.
-          Dijaga dan dihindarkan dari hal-hal yang dapat mengakibatkan keguguran atau stress
-          Memastikan kambing mendapat sinar matahari yang cukup.
-          Kandang harus cukup longgar agar kambing yang bunting lebih leluasa bergerak dan kondisinya tetap sehat.
-          Dihindarkan dari berkelahi dari hewan lain, jangan sampai terkena pukulan, terjatuh, atau dipaksa melakukan pekerjaan berat.
-          Memperkirakan kapan anak kambing akan partus.
  1. Penanganan Prapartus
-          Memperhatikan gejala-gejala induk kambing yang akan melahirkan. Gejala-gejala tersebut diantaranya; nafsu makan terhambat, gelisah, sering bersuara, dan kaki menggaru-garuk ke tanah. Fase ini berjalan lebih dari sehari.
-          Gejala lain diantanya; vulva tampak membengkak kemerah-merahan dan lembab serta leher rahimnya tampak melebar. Keadaan ini bermanfaat untuk memperlancar saluran peranankan.
-          Menempatkan indukan di kandang yang bersih, kira-kira sehari sebelum partus.
-          Memberi alas dengan rumput kering agar proses partus berlangsung, cairan yang keluar dapat diserap dengan baik.
  1. Penanganan Partus
-          Memperhatikan keadaan kambing pada proses awal kelahiran adalah keluarnya ketuban dari vagina induk. Biasanya berbentuk bulat seperti bola berisi air, tak berapa lama gelembung keluar akan pecah diikuti oleh proses kelahiran cempe. Pada posisi  cempe normal, akan keluar dengan sendirinya tanpa memerlukan bantuan peternak.
-          Apabila posisi cempe tidak normal, maka proses partus perlu bantuan dari peternak. Adapun yang hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut; Pastikan tangan  bersih dan kuku  pendek, potong kuku jika panjang kemudian lanjutkan dengan mencuci tangan dengan menggunakan sabun.
-          Ada beberapa posisi tidak normal pada saat cempe akan lahir, masing-masing posisi memerlukan bantuan penanganan yang berbeda. Sebagai contoh penanganan pada posisi kelahiran satu kaki depan normal namun satu kaki lainnya posisinya tertekuk. Pada posisi ini masukan tangan  pada organ kelahiran induk. Upayakan meraih kaki yang tertekuk dengan menggunakan jari telunjuk dengan memposisikan kepala cempe berada diantara jari telunjuk dan jari tengah. jika sulit, sedikit dorong bagian kepala kembali kedalam secara perlahan hingga tangan  mampu meraih kaki yang tertekuk tersebut. Setelah itu posisikan kedua kaki depan sejajar (seperti posisi normal) dan tarik keluar secara perlahan mengikuti dorongan sang induk. Usahakan jangan menarik paksa tanpa mengikuti irama dorongan dari induk.



  1. Penanganan Pasca partus
-          Setelah melahirkan biarkan induk menjilat anak untuk membangun hubungan (kontak) induk-anak, sehingga induk akan mau merawat anak dengan baik dan untuk membersihkan dan mengeringkan tubuh anak dari cairan yang melekat agar dapat bernafas secara normal
-          Pembersihan dapat dibantu menggunakan kain yang bersih
-          Anak yang normal akan mampu berdiri dan menyusu dalam waktu 1 jam setelah dilahirkan.
-          Pastikan bahwa anak segera menyusui induk dalam 4 jam pertama setelah melahirkan.
-          Anak yang menyusui induk dalam kurun waktu 4 jam pertama setelah melahirkan akan mendapat kolostrum yang akan menguatkan daya tahan anak terhadap serangan penyakit.
-          Apabila anak yang baru lahir lemah sehingga tidak mampu mennyusu, perlu dibantu menyusukan ke induk atau gunakan botol susu atau tabung alat suntik (tanapa jarum)) berisi kolostrum yang diperah dari induknya.


  1. Penanganan Sapih
Anak kambing biasanya mulai mengkonsumsi pakan padat berupa hijauan ataupun konsentrat pada umur 2-3 minggu. Konsumsi pakan padat pada usia tersebut sangat berguna untuk merangsang perkembangan saluran cerna agar segera mampu mengkonsumsi pakan pada dalam jumlah banyak sebagaimana layaknya ternak ruminansia. Pemberian konsentrat akan memacu pertumbuhan bobot badan lebih tinggi, sehingga dapat disapih pada usia lebih dini saat telah mencapai bobot sapih. Bobot sapih biasanya ditentukan seberat 2,5 x bobot lahir, namun tergantung kepada kondisi tubuh
  1. Penanganan Pasca Sapih
Setelah sapih, kambing kemudian dibesarkan dan kemudian dipilih mana yang cocok untuk indukan, sedangkan yang tidak cocok untuk indukan biasanya langsung dijual. Berikut ini kriteria pemilihan calon induk, bak jantan maupun betina:
1) Calon bibit yang dibeli berasal langsung dari peternak.
2) Calon induk yang baik dapat diketahui dengan melakukan seleksi. Seleksi bisa dilakukan dengan memperhatikan catatan kemampuan produksis setiap individu anak yang dicirikan dari timbangan berat waktu lahir, jumlah kelahiran, dan berat sapih. Selain itu dapat diketahui pula dari kemampuan produksi tetuanya (induk jantan dan betina) serta saudara-saudara dari anak pejantan.
3) Setelah itu, dilakukan proses seleksi dengan memperhatikan penampilan fisik ternak muda muali dari depan, samping kanan dan kiri, serta belakang. Calon yang dipilih adalah yang memiliki bentuk tubuh bagus, seimbang, dan tidak cacat. Setelah itu, diperhatikan kesesuaian ketentuan umur, warna kulit, tinggi gumba, keadaan gigi, berat badan dengan criteria bibit sesuai persyaratan dan mutu bibit yang berlaku.
4) Karakter yang baik dapat dilihat dari ekspresi muka yang cerah, tenang, pandangan mata berseri. Kambing jantan yang baik sifatnya agresif dan tidak ada kelainan pada kelaminnya. Kambing betina yang baik bertingkah laku normal dengan sifat keibuan.
5) Bentuk tubuh normal dan bagian belakang tubuh tampat berat. Hal ini merupakan tanda bahwa kambing itu mampu mendukung berat air susu.
6) Dilihat dari bentuk tubuh.
- Dari arah depan     : tubuh terlihat besar, kaki lurus, dan jarak antarkakinya lebar.
- Dari arah samping    : tubuh terlihat tinggi, panjang, dan dalam. Punggung lurus dan  bentuk tubuh terlihat persegi panjang.   
- Dari arah belakang   : tubuh terlihat besar, serta kaki belakang berantara lebar dan kuat, tulang rusuk berkembang sehingga dada terlihar luas dan perkembangan daging baik.
7) Khusus kambing betina bentu ambingnya besar, rasanya lembut kalau dipegang dan juga mudah dilipat-lipat. Bulu yang tumbuh di sekitar ambing lembut dan halus. Di bawah kulit ambing terlihar urat-urat pembuluh darah dan kulit ambingnya mengisut. Putting susu bergantung pada ambing serta bentuknya simetris dan ukurannya cukup besar. Sifatnya keibuan, gerak-geriknya ramah, jinak, serta mampu melahirkan anak kembar.
8) Khusus kambing jnatan, tubuhnya besar dan kuat, buah zakar panjang, dan sifat kejantanannya terlihat nyata. Calon induk jantan berasal dari induk betina yang beranak dua atau lebih agar dapat menurunkan anak kembar.

Comments

Popular posts from this blog

Kalopo (Calopogonium mucunoides)

Tanaman ini tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30- 50 cm. Tanaman ini beradaptasi pada tanah yang basah dan tidak tahan terhadap kekeringan. Batang dan daun yang muda berbulu, berwarna coklat keemasan. Bentuk daun bulat dan berkelompok 3 dalam satu tangkai. Bunganya kecil berwarna ungu. Jenis legum ini kurang disukai oleh ternak karena daun  dan batangnya berbulu. Biasa ditanam dengan biji dengan kebutuhan 6-9 Kg/ha. Dapat ditanam dengan rumput Rhodes dan  Brachiaria .

Zat Pengharum pada Pakan Ayam

Untuk menambah daya rangsang ayam terhadap pakan, bisa juga ditambahkan pengharum yang beraroma khusus, biasanya berasal dari ekstrak tumbuhan. Pengharum ini dapat diperoleh di importir obat ternak atau toko-toko kimia. Bahan yang bisa dibeli di toko kimia seperti pengharum yang beraroma vanila. Penggunaan pengharum dalam pakan tidak mutlak. Tidak semua pakan komersial pabrik menggunakan pengharum. Dengan menggunakan bahan baku berkualitas baik akan dihasilkan pakan dengan aroma yang khas. Proses pencetakan pelet melalui tahapan penguapan (steaming) akan memberikan aroma yang lebih merangsang ayam untuk meningkatkan konsumsi pakan.

Laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak (IKT) | Nekropsi

BAB I PENDAHULUAN     Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi jaringan tubuh ternak yang dilakukan dengan cara membedah atau membuka rongga tubuh sehingga fisik organ dalam ternak dapat diamati. Dalam penggunaanya, nekropsi banyak digunakan dalam hal pemeriksaan unggas yang diduga telah terjangkit penyakit. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui penyakit yang diderita oleh unggas sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut agar peternakan terhindar dari kerugian finansial yang lebih besar. Maka dari itu nekropsi sangat penting untuk dipelajari, mengingat pentingnya menjaga kesehatan unggas dalam keberlangsungan usaha peternakan.     Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih terlatih dalam melakukan nekropsi pada unggas dan mampu menganalisa penyakit yang diderita oleh unggas. Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih memahami secara mendalam mengenai karakteristik penampilan luar dan organ dalam unggas yang terkena penya