Skip to main content

Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Kambing



Organ tubuh luar terdiri dari atas kepala, kaki depan, kaki belakang, total kaki, kulit, ekor, otak, mata dan lidah. Organ tubuh dalam terdiri dari total organ tubuh dalam, total saluran pencernaan, darah dan lemak hasil ikutan internal.
Ternak kambing memberikan beberapa keuntungan bagi petani peternak, antara lain : 1) Sebagai ternak penghasil daging, susu, Wit dan pupuk, 2) sebagai hewan tabungan,  3) cepat berkembang biak dan beranak lebih dari satu dalam satu kali melahirkan, 4) modal yang diperlukan relatif kecil, 5) kandang dan pemeliharaamya sederhana dan tidak membutuhkan tenaga yang banyak, 6) dapat menggunakan limbah pertanian sebagai makanan dan 7) mempunyai resiko pemeliharaan gang kecil.
Pertumbuhan tubuh sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan bagian-bagian tubuh yang terdiri atas organ-organ tubuh luar dan dalam.  Sebagian dari organ-organ ini adalah organ yang masak dini, hal ini karena organ tersebuk merupakan organ pengatur dan penunjang aktifitas tubuh, saluran pencernaan makanan, pengatur peredaran darah dan cairan tubuh, pengangkutan zat - zat makanan dan sisa pembakaran di dalam tubuh. Pertumbuhan organ-organ tersebut dipengaruhi oleh tata laksana, makanan, jenis kelamin, umur dan bangsa ternak. Oleh karena itu di dalam usaha pengembangan peternakan sangat penting artinya pangontrolan terhadap faktor-faktor yang merangsang dan menghambat pertumbuhan organ-organ tubuh ternak.
 

Keterangan:
1.      Forehead: dah i           7.  Fore arm: lengan                13.  Loin: pinggang
2.      Muzzle: mocong          8.  Knee: lutut                         14.  Rump: pantat
3.      Throat: tenggorokan    9.  Ankle: pergelangan            15.  Hip: panggul
                                                            kaki
4.      Point of shoulder :      10. Dew claw: embun             16.  Hind saddle:
      titik bahu                                             cakar                      sadel belakang
5.      Breast : payudara        11.  Leg: kaki
6.      Ribs: iga                      12. Rack : rak                          17. Dock: dermaga

SALURAN PENCERNAAN KAMBING
  Alat pencernaan (Apparatus digestorius) terdiri atas saluran pencernaan (Tractus alimentarius) dan organ pembantu (Organa accesoria). Dilihat dari anatomi alat pencernaan, terdapat tiga kelompok hewan yakni kelompok hewan berlambung jamak (polygastric animals) antara lain sapi, kerbau, rusa, domba, kambing dan kijang, kelompok hewan berlambung tunggal (monogastric animals) antara lain manusia, anjing, kucing, babi, kuda dan kelinci, dan hewan yang berlambung jamak semu (pseudo polygastric animals) antara lain ayam, bebek, angsa, dan burung. Hewan yang berlambung jamak dikelompokkan sebagai ruminansia dan yang berlambung tunggal dikelompokkan ke dalam non ruminansia.

Anatomi dan Fungsi  Saluran Pencernaan Ruminansia
Saluran Pencernaan:
-          Mulut
-          Esofagus
-          Lambung: Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum 
-          Usus halus
-          Usus Besar (Kolon)
-          Rektum

1.      Mulut
      Pencernaan di mulut pertama kali dilakukan oleh gigi molar dilanjutkan oleh mastikasi dan di teruskan ke pencernaan mekanis. Di dalam mulut terdapat saliva. Saliva sendiri merupakan cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan ke dalam cavitas oral.
      Komposisi dari saliva meliputi komponen organik dan anorganik. Namun demikian, kadar tersebut masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum karena pada saliva penyusun utamanya adalah air. Komponen anorganik terbanyak adalah sodium, potassium (sebagai kation), khlorida, dan bikarbonat (sebagai anion-nya).
      Sedangkan komponen organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase, maltase, serum albumin, asam urat, kretinin, mucin, vitamin C, beberapa asam amino, lisosim, laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol.
      Selain itu, saliva juga mengandung gas CO2, O2, dan N2. Saliva juga mengandung immunoglobin, seperti IgA dan IgG dengan konsentrasi rata-rata 9,4 dan 0,32 mg%.
            Fungsi saliva:
                  a.       membantu penelanan
                  b.      buffer (ph 8,4 – 8,5)
                  c.       suplai nutrien mikroba (70% urea)
            Mekanisme sekresi saliva
            Di kelenjar saliva, granula sekretorik (zymogen) yang mengandung enzim-enzim saliva dikeluarkan dari sel-sel asinar ke dalam duktus. Saliva pada sapi ± 150 liter/hari, sedangkan pada domba ± 10 liter/hari. Dalam saliva mengandung enzim pregastric esterase

           


2.  Lambung Ruminansia
        a.      Rumen
Rumen merupakan bagian saluran pencernaan vital pada ternak ruminansia. Pada rumen terjadi pencernaan secara fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik. Pencernaan fermentatif membutuhkan bantuan mikroba dalam mencerna pakan terutama pakan dengan kandungan selulase dan hemiselulase yang tinggi. Sedangkan pencernaan hidrokitik membutuhkan bantuan enzim dalam mencerna pakan. Rumen terletak di rongga abdominal bagian kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut beludru. Hal tersebut dikarenakan pada permukaan rumen terdapat papilla dan papillae. Sedangkan substrat pakan yang dimakan akan mengendap dibagian ventral. Pada retikulum dan rumen terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat bermilyaran mikroba.

Letak Rumen : sebelah kiri rongga perut
Anatomi :
      ·         Permukaan dilapisi papila
      ·         Permukaan untuk absorbs
      ·         Terdiri 4 kantong (saccus)
      ·         Terbagi menjadi 4 zona


Kondisi : 
      ·         BK isi rumen : 10 -15%
      ·         Temperatur : 39-40ºC        
      ·         pH = 6,7 – 7,0
      ·         Gas: CO2, CH4, N2, O2, H2, H2S
      ·         Mikroba: bakteri, protozoa, jamur
      ·         Anaerob
Fungsi     :  
      ·         Tempat fermentasi oleh mikroba rumen
      ·         Absorbsi : VFA, ammonia
      ·         Lokasi mixing
      ·         Menyimpan bahan makanan→ fermentasi
Zona di dalam rumen :
      1)      Zona gas : CO2, CH4, H2, H2S, N2, O2
      2)      Zona apung (pad zone) : Ingesta yang mengapung (ingesta baru dan mudah dicerna)
      3)      Zona cairan (intermediate zone) : cairan dan absorbsi metabolit yang terlarut dalam
             cairan (banyak mikroba)
      4)      Zona endapan (high density zone) : ingesta tidak dapat dicerna dan benda-benda asing


b.      Retikulum
Retikulum sering disebut sebagai perut jalang atau hardware stomach. Fungsi retikulum adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur. Secara fisik retikulum tidak terpisahkan dari rumen. Pada retikulum terdapat  lipatan-lipatan esofagus  yang merupakan lipatan jaringan yg langsung dari esofagus ke omasum. Permukaan dalam retikulum terdapat banyak papila → sarang laba-laba (honey comb) perut jala
Fungsi:
      ·         tempat fermentasi
      ·         membantu proses ruminasi
      ·         mengatur arus ingesta ke omasum
      ·         absorpsi hasil fermentasi
      ·         tempat berkumpulnya benda-benda asing
c.       Omasum
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya berbuku-buku. pH omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara omasum dan abomasum terdapat lubang yang disebut omaso abomasal orifice.
      ·         Letak : sebelah kanan (retikulum) garis media (disebelah rusuk 7-11)
      ·         Bentuk : ellips
      ·         Permukaan dalam berbentuk laminae → perut buku (pada lamina terdapat papila untuk
             absorpsi)
      ·         Fungsi: grinder, filtering, fermentasi, absorpsi
d.      Abomasum
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Fungsi omaso abomasal orificeadalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum. pH pada abomasum adalah asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah kesebelah kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum. Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara otokatalitik.
Letak :
·         Dasar perut (kanan bawah)
·         Bentuk : memanjang
·         Bagian dalam terdapat tonjolan
·         Terdiri 3 bagian, yaitu : kardia yang berfungsi sekresi mucus, fundika yang terdapat  pepsinogen, renin, HCl, mukus dan pilorika sebagai tempat sekresi mukus
Fungsi :
·      tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) → Pencernaan protein
·      mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum
3. Usus Halus (Intestinum Tenue)
Fungsi : pencernaan enzimatis dan absorpsi
Kedalam usus halus masuk 4 sekresi:
·         Cairan duodenum: alkalis, fosfor, buffer
·         Cairan empedu: dihasilkan hati, K dan Na (mengemulsikan lemak), mengaktifkan lipase 
 pankreas, zat warna
·         Cairan pankreas: ion bikarbonat untuk menetralisir asam lambung
·         Cairan usus
4. Pankreas
Letak : lengkungan duodenum
Mensekresikan enzim:
·         Amilase : alfa amilase, maltase, sukrase
·         Protease            : tripsinogen, kemotripsinogen, prokarboksi, peptidase
·         Lipase               : lipase, lesitinase, fosfolapase, kolesterol, esterase
·         Nuklease           : ribonuklease, deoksi ribonuklease
5. Cecum dan Kolon
Bentuk : tabung berstruktur sederhana,  kondisi sama dengan rumen
·         Fungsi: fermentasi oleh mikroba
·         Absorpsi VFA dan air
·         Konsentrasi VFA: sekum: 7 mM, kolon: 60 mM (rumen = 100 – 150 mM)
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk tonjolan pada saat otot sfinkter berkontraksi.
Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar atau biasa disebut bolus. Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.
Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak.
Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat.

GANGGUAN DAN KELAINAN SISTEM PENCERNAAN
Gangguan Sistem Pencernaan
• Apendikitis
Þ
Radang usus buntu.
• Diare
Þ
Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
• Kontipasi (Sembelit)
Þ
Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
• Maldigesti
Þ
Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
• Parotitis
Þ
Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
• Tukak Lambung/Maag
Þ
"Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori
• Xerostomia
Þ
Produksi air liur yang sangat sedikit
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).


 Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
 Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika  pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.








Comments

Popular posts from this blog

Kalopo (Calopogonium mucunoides)

Tanaman ini tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30- 50 cm. Tanaman ini beradaptasi pada tanah yang basah dan tidak tahan terhadap kekeringan. Batang dan daun yang muda berbulu, berwarna coklat keemasan. Bentuk daun bulat dan berkelompok 3 dalam satu tangkai. Bunganya kecil berwarna ungu. Jenis legum ini kurang disukai oleh ternak karena daun  dan batangnya berbulu. Biasa ditanam dengan biji dengan kebutuhan 6-9 Kg/ha. Dapat ditanam dengan rumput Rhodes dan  Brachiaria .

Zat Pengharum pada Pakan Ayam

Untuk menambah daya rangsang ayam terhadap pakan, bisa juga ditambahkan pengharum yang beraroma khusus, biasanya berasal dari ekstrak tumbuhan. Pengharum ini dapat diperoleh di importir obat ternak atau toko-toko kimia. Bahan yang bisa dibeli di toko kimia seperti pengharum yang beraroma vanila. Penggunaan pengharum dalam pakan tidak mutlak. Tidak semua pakan komersial pabrik menggunakan pengharum. Dengan menggunakan bahan baku berkualitas baik akan dihasilkan pakan dengan aroma yang khas. Proses pencetakan pelet melalui tahapan penguapan (steaming) akan memberikan aroma yang lebih merangsang ayam untuk meningkatkan konsumsi pakan.

Laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak (IKT) | Nekropsi

BAB I PENDAHULUAN     Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi jaringan tubuh ternak yang dilakukan dengan cara membedah atau membuka rongga tubuh sehingga fisik organ dalam ternak dapat diamati. Dalam penggunaanya, nekropsi banyak digunakan dalam hal pemeriksaan unggas yang diduga telah terjangkit penyakit. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui penyakit yang diderita oleh unggas sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut agar peternakan terhindar dari kerugian finansial yang lebih besar. Maka dari itu nekropsi sangat penting untuk dipelajari, mengingat pentingnya menjaga kesehatan unggas dalam keberlangsungan usaha peternakan.     Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih terlatih dalam melakukan nekropsi pada unggas dan mampu menganalisa penyakit yang diderita oleh unggas. Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih memahami secara mendalam mengenai karakteristik penampilan luar dan organ dalam unggas yang terkena penya