Skip to main content

Pengelolahan Pakan Ransum Untuk Merangsang Pertumbuhan Pada Domba (Kambing Gibas)

BAB I
PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Dalam pemeliharaan ternak kita sebagai peternak harus benar – benar memahami dan mengerti komposisi pakan  yang benar dan tepat agar produksi dari ternak kita mampu menghasilkan dengan optimal. Setiap ternak memiliki sistem pencernaan, jenis dan fase pertumbuhan/produksi yang berbeda – beda hal ini dapat disimpulkan kepada pemberian pakan pada ternak yang berbeda – beda pula. Ransum adalah komposisi pakan ternak yang yang berdasarkan nilai gizi. Komposisi ransum terdiri dari hijauan, silase, sumber energi/karbohidrat, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin. Dan berbagai komponen yang menunjang dalam proses pertumbuhan ataupun produksi contohnya adalah konsentrat.
Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tentang komposisi pakan pada domba atau yang disebut dengan penyusunan ransum untuk domba. Domba memiliki sistem pencernaan tunggal sama halnya dengan kambing. Dalam penyusunan ransum untuk domba kita juga memperhatikan bahan baku pakan dalam pengadaan bahan pakan tersebut. Hijaun merupakan salah satu pakan yang harus dipenuhi pada ternak domba. Karena pada ternak domba hijauan merupakan penghasil serat yang tinggi.
Dalam penyusunan ransum untuk domba kita harus nilai gizi, kcernaan pakan benar – benar diperhatikan keseimbangannya dengan pakan lainnya. Konsentrat pakan diberkan sesuai dengan kebutuhan ternak dan komposisinya harus sesuai petunjuk jika konsentrat diberikan tidak sesuai dengan petunjuk akan menimbulkan efek samping yang negatif pada tenak itu sendiri.  Jadi kemasan pada produk konsentrat harus dilihat dengan jeli dan penggunaannya dapat konsultasikan dengan dokter hewan. Ransum pakan yang tepat dan benar pada akhirnya akan menghasilkan pakan yang sesuai dengan kebutuhan pakan ternak tersebut, sehingga akan menghasilkan produksi yang optimal dan keadaan ini menguntungkan peternak dan produktivitas peternak itu sendiri.  

1.2 Rumusan Masalah
Domba atau yang biasa disebut Kambing Gibas pada daerah pulau jawa , merupakan salah satu dari jenis ternak yang banyak diternakan di Indonesia . Jumlah ternak yang banyak dan adanya permintaan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat , membuat para peternak berfikir ulang dalam menangani menejemen ternak khususnya domba . ‘
Salah satunya hal yang membantu peternak adalah pengelolaan menejemen pakan dan kotoran domba . Banyaknya penggunaan limbah peertanian dan pabrik dalam ransum pakan ternak domba embuat peternak merasa ragu dalam menyusun ransum yang tepat bagi domba agar dapat menghasilkan ternak yang baik kualitas dalam waktu yang singkat . Dan digunakannya beberapa pakan fermentasi agar menghasikan kotoran yang tidak berbau menyengat dan ramah lingkungan yang dapat diolah kembali untuk berbagai keperluan pertanian .

    1. Pertanyaan
1. Bagaimanakah definisi  ransum untuk ternak ?
  1. Bagaimana ransum yang digunakan untuk domba yang ada di peternakan tersebut?
  2. Mengapa kandang dan kotoran pada peternakan tidak menghasilkan bau yang menyengat ?
  3. Apakah ada pengaruh antara pakan yang diberikan dengan kandang dan kotoran tidak bau seperti pada umumnya ?
  4. Obat-obatan apa saja yang diberikan oleh peternak tersebut ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkenalan peternakan
Dalam masa pertumbuhan yang terjadi pada ternak baik tidaknya pertumbuhan tersebut disebabkan perawatan yang diberikan pada ternak tersebut. Perawatan itu dapat dilakukan dengan pemenuhan kandang yang bersih dan nyaman bagi ternak itu sendiri dalam melakukan aktifitasnya dan pemenuhan pakan yang tepat. Dalam permasalahan pemenuhan pakan ini banyak faktor – faktor yang harus diperhatikan dan dalam pembahasan kali ini adalah pemenuhan pakan ternak domba.
Pada 11 mei 2012 kelompok kami berkunjung ke sebuah peternakan domba dan kambing di desa Watessumpak, Pasuruan, Jawa Timur. Dalam kunjung tersebut kita memperoleh cara manajemen ternak, antara lain manajemen kandang dan manajemen pakan. Ransum Pakan adalah komposisi pakan ternak yang bahan – bahannya antara lain adalah hijauan ( rumput / daun – daunan ), sumber protein, mineral, karbohidrat dan lain sebagainya. Dalam penyusunan ini harus melalui perhitungan matematis agar sesuai dengan kebutuhan ternak itu sendiri. Jadi pakan yang diberikan pada ternak harus ditimbang agar sesuai kebutuhan dan menghasilkan produksi yang optimal.

2.2 Penyusunan ransum di peternakan di desa Watessumpak
Pada peternakan tersebut banyak menggunakan olahan bahan pakan dari berbagai limbah pertanian maupun limbah pabrik. Kemudian limbah-limbah tersebut diolah kembali oleh peternak tersebut untuk disusun menjadi ransum yang mengandung protein dan energi dengan perbandingan 50% : 50% sesuai dengan kebutuhan ternak domba .
Peternak setiap hari mencampur olahan limbah-limbah tersebut dengan 60 liter air . Menurut keterangan dari peternak tersebut, untuk menggemukan ternak maka pakan yang tinggi protein bagi ternak yang akan disiapkan untuk dijual perlu ditingkatkan.








Berikut adalah sususan dari ransum yang digunakan sehari-hari oleh peternak untuk ternak:
NO
BAHAN PAKAN
BERAT PAKAN / Kg
1
Kangkung
15
2
Katul
20
3
Polar
10
4
Gaplek
15
5
Kopra Bungkil
10
6
Konsentrat
2
7
Dadar Kedelai Protein / -
10
8
Tetes
3
9
Pupuk Urea
1
10
Garam
1
11
Starbio
0,5
12
Tepung Ikan
10
13
Air
60
14
Campuran Kering (  rumput / jerami )
100

2.3 Inovasi yang dipakai oleh peternak
Menurut informasi yang diberikan, peternak menggunakan bahan pakan tambahan fermentasi yang biasa disebut STARBIO yang juga dicampurkan didalam ransum pakan ternak domba . Menurutnya pemakaian pakan fermentasi STARBIO sangat menguntungkan baginya , antara lain :
  1. Ternak tahan terhadap penyakit
  2. Pakan menjadi mudah dicerna
  3. Meningkatkan nafsu makan sang ternak
  4. Kotoran hasil metabolisme ternak ramah lingkungan
  5. Kotoran tidan berbau menyengat
  6. Kotoran dapat langsung dikeringkan dan dijadikan pupuk bagi sawah pertanian milik sang peternak








2.4 Obat-obat yang biasa dipakai oleh peternak di desa Watessumpak:
1. Wormectin
Untuk mengobati cacingan atau gudik pada ternak.
2. Colibact
Antibakteri untuk ternak.
3. Oxytral
Antibiotik untuk ternak.
4. Dimedryl
5. B Komplex
  1. Medoxy
Antibiotik yang digunakan untuk ternak yang lesu.
  1. Flukicide
Obat cacingan untuk ternak.
9. Limoxin-200
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan-pembahasan yang diuraikan oleh penulis, dapat memberikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :
Identifikasi  (pemberian tanda pada ternak) untuk membedakan antara hewan satu dengan lainnya (tanda pengenal) terutama hewan yang mempunyai warna bulu dan bentuk tubuh yang mirip.diperlukan untuk mengenal
Identitas ternak merupakan data individu ternak yang tidak bisa dipertukarkan satu dengan yang   lain.   Identitas   ternak   dalam   sistem   identifikasi   tidak   boleh   hilang   atau   diganti   atau diubah tanpa ada pencatatan secara resmi oleh petugas.
Teknik mengidentifikasikan hewan ternak dapat di lakukan dengan bebrbagai teknik, yaitu menidentifikasi ternak dengan pemberian nomor pada telinga ternak (Ear Taging).
Penampilan ternak saat hidup mencerminkan produksi dan kualitas karkasnya. Ketepatan penaksir dalam menaksir nilai ternak tergantung pada pengetahuan penaksir dan kemampuan menterjemahkan keadaan dari ternak itu.



Comments

Popular posts from this blog

Laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak (IKT) | Nekropsi

BAB I PENDAHULUAN     Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi jaringan tubuh ternak yang dilakukan dengan cara membedah atau membuka rongga tubuh sehingga fisik organ dalam ternak dapat diamati. Dalam penggunaanya, nekropsi banyak digunakan dalam hal pemeriksaan unggas yang diduga telah terjangkit penyakit. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui penyakit yang diderita oleh unggas sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut agar peternakan terhindar dari kerugian finansial yang lebih besar. Maka dari itu nekropsi sangat penting untuk dipelajari, mengingat pentingnya menjaga kesehatan unggas dalam keberlangsungan usaha peternakan.     Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih terlatih dalam melakukan nekropsi pada unggas dan mampu menganalisa penyakit yang diderita oleh unggas. Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih memahami secara mendalam mengenai karakteristik penampilan luar dan organ da...

Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Kambing

Organ tubuh luar terdiri dari atas kepala, kaki depan, kaki belakang, total kaki, kulit, ekor, otak, mata dan lidah. Organ tubuh dalam terdiri dari total organ tubuh dalam, total saluran pencernaan, darah dan lemak hasil ikutan internal. Ternak kambing memberikan beberapa keuntungan bagi petani peternak, antara lain : 1) Sebagai ternak penghasil daging, susu, Wit dan pupuk, 2) sebagai hewan tabungan,   3) cepat berkembang biak dan beranak lebih dari satu dalam satu kali melahirkan, 4) modal yang diperlukan relatif kecil, 5) kandang dan pemeliharaamya sederhana dan tidak membutuhkan tenaga yang banyak, 6) dapat menggunakan limbah pertanian sebagai makanan dan 7) mempunyai resiko pemeliharaan gang kecil. Pertumbuhan tubuh sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan bagian-bagian tubuh yang terdiri atas organ-organ tubuh luar dan dalam.   Sebagian dari organ-organ ini adalah organ yang masak dini, hal ini karena organ tersebuk merupakan organ pengatur dan penunjang aktifitas tubuh, s...

Sistem Reproduksi Hewan Ruminansia Jantan

Tugas utama hewan jantan/pejantan secara alamiah adalah memproduksi semen/spermatozoa yang subur dan menempatkanya  dalam alat kelamin betina dengan tepat.  Tugas ini dilaksanakan oleh organ reproduksi primer dan sekunder.   Organ reproduksi primer pada hewan jantan yaitu testis. Sedangkan   organ   reproduksi   sekunder   terdiri   dari   epididymis,   vas deferens, uretra, kelenjar vesikularis, kelenjar prostate dan kelenjar bulbouretralis/cowper dan penis. Secara alamiah fungsi esensial dari seekor pejantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin jantan atau spermatozoa yang cukup, aktif dan infertil serta secara sempurna mampu meletakkannya ke dalam saluran reproduksi betina. Semua proses fisiologis dalam tubuh ternak jantan, baik secara langsung maupun tidak langsung, menunjang produksi dan kelangsungan hidup spermatozoa.  Namun demikian pusat kegiatan dari kedua proses ini terletak pada orga...