Skip to main content

Sistem Reproduksi Hewan Ruminansia Jantan

Tugas utama hewan jantan/pejantan secara alamiah adalah memproduksi semen/spermatozoa yang subur dan menempatkanya  dalam alat kelamin betina dengan tepat.  Tugas ini dilaksanakan oleh organ reproduksi primer dan sekunder.   Organ reproduksi primer pada hewan jantan yaitu testis. Sedangkan   organ   reproduksi   sekunder   terdiri   dari   epididymis,   vas deferens, uretra, kelenjar vesikularis, kelenjar prostate dan kelenjar bulbouretralis/cowper dan penis.

Secara alamiah fungsi esensial dari seekor pejantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin jantan atau spermatozoa yang cukup, aktif dan infertil serta secara sempurna mampu meletakkannya ke dalam saluran reproduksi betina. Semua proses fisiologis dalam tubuh ternak jantan, baik secara langsung maupun tidak langsung, menunjang produksi dan kelangsungan hidup spermatozoa.  Namun demikian pusat kegiatan dari kedua proses ini terletak pada organ reproduksi jantan itu sendiri.


Gambar 1. Organ Reproduksi Ruminansia Jantan

 

Secara      anatomis     organ     reproduksi     hewan     ruminansia     jantan
(Gambar 1.) dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu :

1)  Testis atau Gonad (kelenjar benih)

Testis  merupakan  bagian alat kelamin yang utama.  Testis  berbentuk bulat  panjang.  Testis  berfungsi  untuk  menghasilkan  sel  benih  jantan atau semen atau spermatozoa, dan hormon-hormon jantan atau androgen.   Ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan testis disebut andrologi.





Gambar 2. Testis Ruminansia

Organ kelamin primer pada hewan jantan adalah testis atau biasa disebut orchis atau didimos, disebut organ kelamin primer karena bersifat esensial yaitu menghasilkan sperma, dan menghasilkan hormon kelamin jantan yaitu testosteron. Pada semua spesies testis berkembang didekat ginjal yaitu pada daerah krista genitalia primitif. Pada mamalia, testis mengalami penurunan yang cukup jauh,sedangkan pada kebanyakan spesies berakhir pada scrotum. Testis akan rusak bila suhunya sama dengan suhu tubuh. Hewan yang tidak mengalami penurunan testis ke dalam skrotum atau yang mengalami cryptorchid, spermatogenesis (pembentukan sperma) tidak akan terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut semata-mata karena pengaruh suhu. Karena bila testis yang cryptorchid didinginkan secara buatan, spermatogenesis tetap berlangsung.

Testis  terbagi  secara  tak  sempurna  oleh  mediastinum,  suatu  septum yang terbatas. Helai-helai jaringan ikat berjalan dari pusat testis pada sumbu longitudinal dan bersambung dengan selaput pemisah. Segmen- segmen testis mengandung banyak tubuli seminiferi yang berkelok- kelok, jaringan longgar dan sel-sel interstial yang berserakan.

Testis   terletak   pada   daerah   prepubis   terbungkus   dalam   kantong scrotum dan digantung oleh funiculus spermaticus yang mengandung unsur-unsur  yang  terbawa  oleh  testis  dalam  perpindahannya  dari cavum abdominalis melalui canalis ingualis kedalam scrotum pada sapi jantan testis berbentuk oval memanjang dan terletak dengan sumbu panjangnya vertikal didalam scrotum, sedangkan pada sapi dewasa panjangnya mencapai 12-16 cm dan diameternya 6-8 cm. Tiap testis berukuran berat 300-500 gr tergantung pada umur, berat badan, dan bangsa sapi.

Testis sapi jantan berbentuk bulat panjang, terletak di dalam kantung scrotum   dan   tergantung  pada   chorda  spermaticus   dengan  bagian

anterior testis lebih ke bawah atau dengan posisi ventral. Pada hewan dewasa panjang testis 10 - 12½ cm, lebar 5 – 6,25 cm dengan berat 500 gram. Testis ini diselubungi oleh selapis tenunan pengikat yang tipis dan  elastis,  disebut  tunica  albuginea.  Bila  diraba  selaput  ini  terasa kukuh  dan  kuat.  Sedangkan  panjang  tubuli  keseluruhan  pada  sapi jantan dewasa diperkirakan 4,5 km, dan setiap tubulus bergaris tengah
200 mikron lebih sedikit, dan kira-kira 80% dari berat testis seeekor sapi jantan normal terdiri dari tubuli.

Lapisan luar dari testis adalah tunica albuginea testis, merupakan membrane jaringan ikat elastis berwarna putih. Pembuluh darah dalam jumlah besar dijumpai tepat di bawah permukaan lapisan ini. Lapisan fungsional  dari  testis,  yaitu  parenchyma  terletak  di  bawah  lapisan tunica albuginea. Parenchyma ini berwarna kekuningan, terbagi-bagi oleh septa yang tidak sempurna menjadi segmen-segmen. Parenchyma mempunyai pipa-pipa kecil didalamnya yang disebut tubulus seminiferous (tunggal), tubuli seminiferi (jamak). Tubuli seminiferi berasal  dari  primary  sex cord  yang berisi  sel-sel benih (germ cells), spermatogonia, dan sel-sel pemberi makan, yaitu sel sertoli. Sel sertoli berukuran lebih besar dengan jumlah lebih sedikit daripada spermatogonia.

Fungsi testis ada dua yaitu :

a)  Sebagai   tempat   yang   menghasilkan   hormon   seks   jantan   yaitu androgen (testosteron).

Sel-sel intersituial dari Leydig atas pengaruh ICSH menghasilkan hormon kelamin jantan yaitu hormon testosteron (androgen) yang terdapat di dalam jaringan pengikat di antara tubulus seminiferosa.

b)  Sebagai penghasil gamet jantan disebut spermatozoa.

Spermatozoa dihasilkan di dalam tubuli semineferi atas pengaruh FSH. Tubulus-tubulus tersebut sangat berliku-liku pada jantan yang lebih tua spermatogonia tumbuh menjadi spermatosit primer, yang setelah pembelahan meiosis pertama tumbuh menjadi spermatosit sekunder haploid selanjutnya spermatosit sekunder haploid tumbuh menjadi spermatid yang setelah mengalami sederetan transpormasi disebut spermiogenesis, kemudian tumbuh menjadi sel sperma yang terdiri  atas  sebuah  kepala  sebuah  bagian  tangah  (tubuh)  serta sebuah bagian ekor.


2)  Saluran Reproduksi

Saluran reproduksi terdiri atas epididymis, vas deferens dan uretra; sedang kelenjar-kelenjar mani terdiri atas kelenjar vesikularis, kelenjar prostate dan kelenjar bulbouretralis atau kelenjar cowper.   Epididymis berasal dari bahasa latin (Epi = di atas, didymis = testis).  Bentuk bulat panjang, besar pada pangkalnya dan disebut kepala epididymis.  Bagian tengah sering pula disebut badan epididymis.

Vas Deferens

Vas deferens (cauda Epididymis ) adalah pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa dari Epididymis ke duktus ejakulatoris  dalam uretra prostatik.  Vas deferens meninggalkan ekor Epididymis bergerak melalui kanal inguinal   yang merupakan bagian dari korda spermatic dan pada cincin inguinal internal memutar ke belakang, memisah dari pembuluh darah dan saraf dari korda. Selanjutnya dua vas deferens mendekati uretra, bersatu dan kemudian ke dorso caudal kandung kemih, serta dalam lipatan peritoneum yang disebut lipatan urogenital (genital fold) yang dapat disamakan dengan ligamentum lebar pada betina.

Vas deferens mengangkut sperma dari ekor Epididymis ke uretra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisasi pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya mencapai 2 mm dan konsistensinya seperti tali berwarna kekuningan. Dekat badan Epididymis, vas deferens menjadi lurus dan bersama buluh-buluh darah dan lymphe serta serabut-serabut saraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis ingualis ke dalam cavum abdominalis. Ampulla pada sapi mempunyai panjang 10 sampai 14 cm, dengan diameternya 2 sampai 2,5 cm. Ampulla tidak terdapat pada anjing, babi kecil dan kucing.

Vas   deferens   berfungsi   untuk       mengangkut   sperma   dari   ekor Epididymis ke urethra. Dindingnya mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisasi pengangkutan semen waktu ejakulasi. Diameternya dapat mencapai 2 mm, dengan panjang 5-10 cm dan konsistensinya seperti tali dekat ekor Epididymis, vas deferens berliku- liku dan berjalan sejajar dengan badan Epididymis. Dekat kepala Epididymis,  vas  deferens  menjadi  lurus  dan  bersama  buluh-  buluh darah dan limfe dan serabut syaraf, membentuk funiculus spermaticus yang berjalan melalui canalis inguinalais ke dalam cavum abdominalis. Kedua vas deferens, yang terletak sebelah menyebelah di atas vesica urinaria, lambat laun menebal dan membesar membentuk ampullae ductus deferentis.

Epididymis

Epididymis adalah suatu struktur yang memanjang yang bertaut rapat dengan testis. Epididymis mengandung ductus Epididymis yang sangat

berliku-liku, dan mencapai panjang lebih 40 meter jantan dewasa dan kurang lebih 60 meter pada babi dan 80 meterpada kuda. Epididymis dapat dibagi atas kepala, badan, dan ekor.   Kepala (caput Epididymis) membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada ujung proximal testis. Umumnya Epididymis berbentuk U, berbeda-beda dalam ukurannya dan menutupi seluas 1/3 dari bagian testis. Melalui serosa, saluran Epididymis tersusun dalam lobuli dan mengandung ductus efferentes testis dengan saluran Epididymis berjumlah 13 sampai 15 buah dekat ujung proximal testis, caput Epididymis  menjadi  pipih  dan  bersambung  ke  badan  (corpus Epididymis) yang langsing dan berjalan distal sepanjang tepi posterior testis. Pada ujung distal testis, corpus menjelma menjadi cauda Epididymis   yang pada sapi dewasa mencapai ukuran sebesar ibu jari dan agak berayun dalam kedudukannya. Didekat ligamentum testis, saluran Epididymis menjadi lebih kasar pada pelipatan sekeliling ligamen, bersambung ke proximal sebagai cauda Epididymis .

Caput   epididymis,   nampak   pipih   di   bagian   apeks   testis,   terdapat 12-15 buah saluran kecil, vasa efferentia yang menuyatu menjadi satu saluran. Corpus epididymis memanjang dari apeks menurun sepanjang sumbu memanjang testis, merupakan saluran tunggal yang bersambungan dengan cauda Epididymis . Panjang total dari epididymis diperkirakan mencapai 34 meter pada babi dan kuda. Lumen cauda Epididymis  lebih lebar daripada lumen corpus epididymis. Struktur dari epididymis dan saluran eksternal lainnya, vas deferens dan urethra adalah serupa pada saluran reproduksi betina. Tunica serosa di bagian luar, diikuti dengan otot daging yang licin pada bagian tengah dan lapisan paling dalam adalah epithelial. Epididymis mamalia merupakan alat kelamin aksesori dinamik, tergantung   pada   androgen   testikularis   untuk   memelihara   status diferesiansi epitel terdiri dari sejumlah 8-25 duktuli eferentes dan duktus  Epididymis  yang  panjangnya  berliku-liku.  Secara makrokoskopik, Epididymis terdiri dari kepala, badan, dan ekor yang terbungkus oleh tudika albuginea tebal yang terdiri dari jaringan ikat pekat tidak teratur, dibalut oleh lapis viseral tunika vaginalis.pada kuda jantan, tunika albuginea memiliki sedikit sel otot polos yang tersebar didalamnya.

Menurut Toelihere (1981), fungsi dari Epididymis ada empat macam yaitu sebagai berikut :

a)  Transportasi

Transportasi adalah masa spermatozoa dialirkan dari rete testis ke dalam ductus efferens oleh tekanan cairan dan spermatozoa dalam testis secara tepat bertambah banyak. Perpindahan spermatozoa dibantu oleh gerakan silia dan gerakan peristaltik dari muskulature pada dinding ductus Epididymis.

b)  Konsentrasi


Konsentrasi merupakan tempat yang berada didalam ductus Epididymis cairan testis yang menjadi medium masa spermatozoa, airnya   diserap   oleh   epitel   dinding   Epididymis.   Sesampainya dibagian ekor konsentrasi sperma itu menjadi sangat tinggi.

c)   Maturasi

Maturasi adalah pemasakan atau pendewasaan spermatozoa. Pemasakan ini mungkin disebabkan oleh adanya sekresi dari sel-sel epitel di ductus Epididymis.

d)  Timbunan

Bagian   ekor   dari   Epididymis   merupakan   tempat   penimbunan

sperma yang utama, karena disinilah yang cocok untuk penghidupan spermatozoa yang masih belum bergerak. Kondisi ini di dalam cauda Epididymis    adalah optimal untuk mempertahankan kehidupan sperma yang berada dalam keadaan metabolisme sangat minim apabila Epididymis ini diikat sperma  akan tetap hidup dan fertil di dalam Epididymis sampai 60 hari.


Dari keempat fungsi epididmis, caput (kepala) Epididymis berfungsi sebagai tempat maturasi dan konsentrasi; pada corpus (badan) Epididymis berfungsi sebagai transportasi sperma; sedangkan pada bagian ekor (cauda) Epididymis berfungsi sebagai tempat penimbunan sperma.

•    Alat  kelamin  bagian  luar  yaitu  penis  yang  merupakan  alat kopulasi  dan  penyalur mani dan urine,  dan alat pelindung yang terdiri dari skrotum dan preputium.

Penis

Penis hewan jantan dewasa berukuran panjang 91,4 cm dan bergaris tengah 2,5 cm. Berbentuk penis ini silindris dan sedikit menipis dari pangkal  penis  ke  ujung  yang  bebas.  Bagian ujung  penis  memiliki sedikit sekali jaringan tegang, kecuali bagian pangkal; jadi penis membesar sedikit pada waktu ereksi dan menjadi lebih tegang. Pada waktu keadaan penis mengendor atau tidak menegang, penis sapi jantan padat dan keras. Dibelakang scrotum penis tadi membentuk lengkungan menyerupai huruf S, disebut flexura sigmoideus. Pada waktu penis menegang huruf S ini akan menjadi lurus yang menyebabkan penis mencapai panjang  91,4 cm.

Penis mempunyai dua fungsi utama yaitu menyemprotkan semen ke dalam alat reproduksi betina dan sebagai tempat keluarnya urine.

Penis terbungkus oleh tunica fibrosa yang padat dan putih yang disebut  tunica  albuginea.  Penis  dapat  dibagi  menjadi  tiga  bagian yaitu bagian pangkal yang melekat pada facia atau ligamentum yang kuat dan disebut crush penis (bagian badan) dimana bagian badan dimana bagian tangannya melipat melingkar menyerupai huruf S disebut  flexura  sigmoidea  dan  bagian  ujung  penis  disebut  glans penis, yang dilengkapi dua macam perlengkapan yaitu musculus refraktor penis yang dapat merelaksasi dan mengkerut dan corpus convernosum penis untuk menegangkan penis

Glands penis pada sapi mempunyai panjang 7,5-12,5 cm dan agak lancip; sedangkan glands penis pada kambing menyerupai suatu penonjolan  filiformis  sepanjang  4-5  cm,  dengan  panjang  glands penis 5-7,5 cm. Penis pada sapi jantan dewasa panjangnya mencapai
± 100 cm diukur dari dari akar sampai ke ujung glands penis. Penis sapi dalam keadaan ereksi dan pemacekan penis menonjok ke luar dari preputium sepanjang 25-60 cm. Pada kambing penisnya memiliki panjang 35 cm dengan flexura sigmoidea yang berkembang baik.  Diameternya  relatif  kecil  1,5-2  cm.  Bentuk  penis  silindris sedikit menipis dari pangkal penis ke ujung yang bebas.


Penis sapi termasuk dalam tipe fibro-elastic dan bersifat agak kaku walaupun tdalam keadaan tidak ereksi. Sebagian besar badan penis pada keadaan tidak ereksi berbentuk huruf S (flexura sigmoidea) yang berada disebelah dorsal caudal scrotum.

Preputium

Kata prepuce atau preputeum mempunyai arti sama dengan sarung adalah ivaginato dari kulit yang membungkus secara sempurna pada ujung  bebas  dari  penis.  Perkembangan  embrionik  dari  organ  ini sama dengan perkembangan dari organ labia minira pada ternak

betina. Prepuce dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian prepenile, lipatan luar dan bagian penile, lipatan dalam. Sekitar lubang prepuse ditumbuhi oleh rambut panjang dan kasar. Pada saat penampungan semen dalam program inseminasi buatan, perlu diadakan pencukuran terhadap rambut ini, untuk menjaga agar semen tidak tercemar oleh kotoran yang kemungkinan besar menempel pada rambut tersebut.

Preputium adalah lipatan kulit disekitar ujung bebas penis. Permukaan luar merupakan kulit yang agak khas, sementara dalam menyerupai membrane mukosa yang terdiri dari lapisan preputial dan lapisan penil yang menutup permukaan extremitas bebas dari penis. Preputium kuda merupakan lipatan rangkap, sehingga dua lapisan konsentrik mengelilingi penis apabila penis ditarik kembali. Preputium babi mempunyai divertikulum (kantung)disebelah dorsal dari orifisium preputial. Kantung itu mengakumulasi urine, sekresi- sekresi dan sel-sel mati yang menyebabkan adanya bau khas pada babi dewasa.

Lubang preputium terletak sedikit dibelakang umbilicus dan biasanya dikelilingi oleh rambut panjang. Rongga preputium tempat ujung penis yang bebas itu terletak, mempunyai panjang 37,5 cm dan bergaris tengah 2,5 cm. preputium berdinding sel epitel pipih bertanduk  dengan  tinggi  yang  berbeda-beda.  Pada  waktu  ereksi penis biasanya memenjang tetapi tidak lebih dari 25 sampai 30 cm melewati muara preputium dan akan mencapai perpanjangan yang sempurna  hanya  pada detik sapi itu mencapai titik tertinggi dari aktifitas kopulasi.

Scrotum
Scrotum adalah kulit berkantong yang ukuran, bentuk dan lokasinya menyesuaikan dengan testis yang dikandungnya. Kulit scrotum adalah tipis, lembut dan relatif kurang berambut. Selapis jaringan fibroelastik bercampur dengan serabut otot polos disebut tunika dartos, terdapat disebelah dalam dari kulit dan pada cuaca dingin serabut-serabut otot dari dartos tersebut berkontraksi dan membantu mempertahankan posisi terhadap dinding abdominal. Tunika dartos melintas bidang median antara dua testis membantu membentuk septum scrotal yang membagi scrotum menjadi dua bagian lateral pada masing-masing testikel.

Fungsi  utama  skrotum  adalah  untuk  memberikan  kepada  testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1 sampai 8oC lebih dingin dibandingkan temperatur rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh system otot rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih dingin. Dengan kata lain fungsi scrotum yaitu mengatur temperatur testes dan epidermis agar tidak terlalu rendah dengan suhu tubuh (termoregulator testes).

Comments

Popular posts from this blog

Kalopo (Calopogonium mucunoides)

Tanaman ini tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30- 50 cm. Tanaman ini beradaptasi pada tanah yang basah dan tidak tahan terhadap kekeringan. Batang dan daun yang muda berbulu, berwarna coklat keemasan. Bentuk daun bulat dan berkelompok 3 dalam satu tangkai. Bunganya kecil berwarna ungu. Jenis legum ini kurang disukai oleh ternak karena daun  dan batangnya berbulu. Biasa ditanam dengan biji dengan kebutuhan 6-9 Kg/ha. Dapat ditanam dengan rumput Rhodes dan  Brachiaria .

Zat Pengharum pada Pakan Ayam

Untuk menambah daya rangsang ayam terhadap pakan, bisa juga ditambahkan pengharum yang beraroma khusus, biasanya berasal dari ekstrak tumbuhan. Pengharum ini dapat diperoleh di importir obat ternak atau toko-toko kimia. Bahan yang bisa dibeli di toko kimia seperti pengharum yang beraroma vanila. Penggunaan pengharum dalam pakan tidak mutlak. Tidak semua pakan komersial pabrik menggunakan pengharum. Dengan menggunakan bahan baku berkualitas baik akan dihasilkan pakan dengan aroma yang khas. Proses pencetakan pelet melalui tahapan penguapan (steaming) akan memberikan aroma yang lebih merangsang ayam untuk meningkatkan konsumsi pakan.

Rumput Rhodes (Chloris gayana)

Tanaman ini berasal dari Afrika timur dan selatan. Merupakan jenis rumput berumur panjang dan membentuk rumpun yang  lebat. Rumput ini berkembang dengan stolon yang membentuk akar-akar pada buku-bukunya. Rumput ini mudah tertekan oleh jenis rumput-rumput yang lebih agresif seperti Cynodon  plectostachyus . Tinggi tanaman bisa mencapai 60-150 cm. Rumput ini dapat tumbuh pada tanah berstruktur ringan sampai berat dengan ketinggian tempat 0-3.000 m dpl dan bercurah hujan 762-1.270 mm/tahun. Mudah dikembangkan dengan biji. Kebutuhan biji 8-9 Kg/ha tergantung jarak tanam yang digunakan.