Skip to main content

Pencernaan Itik

Itik merupakan unggas air yang mempunyai saluran pencernaan sama dengan ayam. Ciri-ciri itik tidak jauh berbeda dengan ayam, akan tetapi memiliki beberapa kekhususan antara lain pada kakinya memilliki selaput yang berfungsi untuk berenang dan memilki kelenjar minyak yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan unggas darat, jari-jari kaki satu sama lain dihubungkan oleh selaput renang, paruh melebar dan dilapisi oleh selaput halus yang peka, tubuh ditutup oleh bulu, tidak mudah kedinginan kecuali yang masih kecil karena di bawah kulitnya dilapisi oleh lemak yang bersifat isolator, dan dagingnya agak gelap dibanding daging ayam (Susilorini et al., 2009). 
Organ pencernaan itik terdiri atas mulut, faring, esophagus, tembolok, lambung, kelenjar, lambung otot, usus halus, usus buntu, usus besar, kloaka, dan alat asesoris yang berupa hati, limpa, dan pankreas (Anggorodi, 1994). Kerongkongan atau esophagus adalah saluran yang menuju ke tembolok dan terus berlanjut ke proventriculus. Bagian esophagus memiliki kemampuan untuk mengembang sehingga menjadi tembolok. Tembolok memiliki bentuk menyerupai kantung. Pakan disimpan dalam tembolok untuk sementara, di sini terjadi pelunakan dan pencernaan pendahuluan yang dibantu oleh enzim. Pakan yang berupa serat kasar dan biji-bijian tinggal di tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman (Akoso, 1998). 
Tembolok itik memiliki perbedaan bentuk dengan tembolok ayam. Tembolok itik berbentuk pipih dan tidak mempunyai batas yang nyata, sedangkan tembolok ayam berbentuk kantung dengan batas yang nyata. Perbedaan bentuk ini disebabkan jenis pakan itik dimana lebih banyak menyerap air. Tembolok ayam memiliki dinding yang keras, kuat, dan tebal (Rasyaf, 1997). Proventriculus atau perut kelenjar merupakan pelebaran dan penebalan dari ujung akhir esophagus. Pencernaan pakan di dalam perut kelenjar hanya kecil peranannya karena makanan hanya tinggal sebentar di dalam organ ini dalam waktu yang relatif singkat (Akoso, 1998). 
Kelenjar-kalenjar yang terdapat di dalam proventriculus memproduksi getah-getah (asam garam, pepsin dan HCl) untuk membantu pencernaan makanan di dalam perut dan perut muscular (ventriculus) yang berfungsi sebagai alat penghancur makanan (Anggorodi, 1994). Empedal tersusun dari suatu struktur bertanduk yang berotot tebal. Empedal berbentuk bulat telur dengan dua lubang saluran di ujung-ujungnya (Blakely dan Bade, 1991). Bagian depan empedal berhubungan dengan perut kelenjar dan bagian lain berhubungan dengan usus halus.  Fungsi utama empedal adalah menggiling dan meremas pakan yang keras. Kerja penggilingan yang terjadi secara tidak sadar oleh otot empedal memiliki kecenderungan untuk menghancurkan pakan seperti yang dilakukan oleh gigi. Apabila unggas secara rutin diberi pakan yang sudah siap tergiling, maka ukuran empedal lama-kelamaan akan menyusut (Akoso, 1998). Usus halus dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum.
Duodenum merupakan bagian pertama dari usus halus dimana kelenjar pankreas melekat sejajar pada bagian ini. Jejenum dan ileum agak sulit dibedakan tetapi biasanya terdapat suatu tonjolan kecil yang disebut “Michael Diventrikulum” yang memisahkan jejenum dan ileum. Sebagian besar pencernaan terjadi di dalam usus halus. Proses penyerapan makanan juga mulai terjadi pada usus halus. Lapisan dalam usus halus mempunyai bangunan yang berupa tonjolan-tonjolan yang berlipat-lipat, halus, dan jumlahnya sangat banyak, yang disebut villi berfungsi memperluas permukaan absorbsi dari usus halus (Akoso, 1998). Cairan usus adalah enzim-enzim yang disekresikan untuk memecah guladan zat-zat pakan lainnya menjadi bentuk-bentuk yang sederhana, dimana hasil pemecahan tersebut disalurkan ke dalam aliran darah (Blakely dan Bade, 1991). 
Percabangan dari ujung usus halus dikenal dengan caecum. Panjang ceacum mencapai 10-20cm. Didalam ceacum terjadi proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme yang mencerna serat kasar (Srigandono, 1997). Sekum dapat disamakan dengan usus buntu pada manusia, dengan fungsi yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Unggas memiliki sepasang secum. Secum biasanya berukuran panjang 10-15 cm dan berisi calon tinja. Usus besar adalah kelanjutan saluran pencernaan dari persimpangan usus buntu ke kloaka. Kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran sistem pencernaan, urinari, genital, dan kloaka merupakan pertemuan atau muara bagi saluran pengeluaran sistem pencernaan, urinari, dan genital (Akoso, 1998).

Hati dan pankreas membantu menghasilkan sekresi untuk pencernaan meskipun makanan yang masuk tidak melalui organ tersebut. Hati berfungsi menyaring darah dan menyimpan glikogen yang dibagikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Fungsi hati yang lain adalah mengeluarkan empedu yang ditampung dalam kantong empedu yang berfungsi untuk mengemulsikan lemak (Akoso, 1998). Pankreas berfungsi mensekresikan enzim-enzim seperti amilase, lipase, dan tripsin untuk membantu pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak. Metabolisme  gula juga  diatur oleh hormon  insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Blakely dan Bade, 1991). Proses pencernaan pada unggas berlangsung sangat cepat, hanya memerlukan waktu 2,5 jam untuk unggas betina bertelur dan 8-12 jam  pada  ayam  betina  tidak  bertelur,  untuk  perjalanan dari  mulut  ke  kloaka (Sarwono, 1993). 

DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja & Perah. Penerbit Kanisiuns: Yogyakarta.
Akoso, T. B. 1998. Kesehatan Unggas Panduan Bagi Petugas Teknis, Penyuluh dan Peternak. Kanisius: Yogyakarta.
Blas, S. and J.Wiseman. 2008. The Nutrition of the Rabbit. CABI Publishing: Wallingford, Oxon OX10 8DE, UK.
Djarijah, A. S. 1996. Teknologi Tepat Guna Usaha Ternak Sapi. Penerbit Kanisus:Yogyakarta.
Masanto, R. dan  A. Agus. 2013. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya: Jakarta.
Parakkasi, A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik Vol.1. UI Press: Jakarta.
Parakkasi, A. 1990. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa: Bandung.
Ranto dan M. Sitanggang. 2005. Panduan Lengkap Beternak Itik. Agromedia Pustaka: Jakarta.
Srigandono, B. 1986. Ilmu Unggas Air. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono., R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar  Swadaya: Jakarta.
Tilman et al., 1982. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Penerbit Kanisisus: Yogyakarta.

Comments

Popular posts from this blog

Kalopo (Calopogonium mucunoides)

Tanaman ini tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30- 50 cm. Tanaman ini beradaptasi pada tanah yang basah dan tidak tahan terhadap kekeringan. Batang dan daun yang muda berbulu, berwarna coklat keemasan. Bentuk daun bulat dan berkelompok 3 dalam satu tangkai. Bunganya kecil berwarna ungu. Jenis legum ini kurang disukai oleh ternak karena daun  dan batangnya berbulu. Biasa ditanam dengan biji dengan kebutuhan 6-9 Kg/ha. Dapat ditanam dengan rumput Rhodes dan  Brachiaria .

Laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak (IKT) | Nekropsi

BAB I PENDAHULUAN     Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi jaringan tubuh ternak yang dilakukan dengan cara membedah atau membuka rongga tubuh sehingga fisik organ dalam ternak dapat diamati. Dalam penggunaanya, nekropsi banyak digunakan dalam hal pemeriksaan unggas yang diduga telah terjangkit penyakit. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui penyakit yang diderita oleh unggas sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut agar peternakan terhindar dari kerugian finansial yang lebih besar. Maka dari itu nekropsi sangat penting untuk dipelajari, mengingat pentingnya menjaga kesehatan unggas dalam keberlangsungan usaha peternakan.     Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih terlatih dalam melakukan nekropsi pada unggas dan mampu menganalisa penyakit yang diderita oleh unggas. Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih memahami secara mendalam mengenai karakteristik penampilan luar dan organ da...

Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Kambing

Organ tubuh luar terdiri dari atas kepala, kaki depan, kaki belakang, total kaki, kulit, ekor, otak, mata dan lidah. Organ tubuh dalam terdiri dari total organ tubuh dalam, total saluran pencernaan, darah dan lemak hasil ikutan internal. Ternak kambing memberikan beberapa keuntungan bagi petani peternak, antara lain : 1) Sebagai ternak penghasil daging, susu, Wit dan pupuk, 2) sebagai hewan tabungan,   3) cepat berkembang biak dan beranak lebih dari satu dalam satu kali melahirkan, 4) modal yang diperlukan relatif kecil, 5) kandang dan pemeliharaamya sederhana dan tidak membutuhkan tenaga yang banyak, 6) dapat menggunakan limbah pertanian sebagai makanan dan 7) mempunyai resiko pemeliharaan gang kecil. Pertumbuhan tubuh sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan bagian-bagian tubuh yang terdiri atas organ-organ tubuh luar dan dalam.   Sebagian dari organ-organ ini adalah organ yang masak dini, hal ini karena organ tersebuk merupakan organ pengatur dan penunjang aktifitas tubuh, s...