Darah yang akan dijadikan tepung dapat diperoleh di tempat penjagalan atau pemotongan hewan ruminansia seperti sapi. Proses pengumpulan darah harus dilakukan secara higienis atau bersih, tidak boleh tercampur dengan kotoran. Langkah selanjutnya sama dengan proses pembuatan tepung bulu unggas, yaitu perebusan dalam wajan tertutup dan diberi tekanan tinggi, kemudian ditiriskan, diiris-iris tipis dan dikeringkan. Setelah kering irisan darah digiling menjadi tepung.
Bahan pakan ini merupakan bahan sisa industri pemotongan hewan. Tepung darah mengandung protein dalam jumlah tinggi (± 80%), tetapi kandungan asam aminonya sangat tidak seimbang. Oleh karena itu, disamping palatabilitasnya rendah, tepung darah hanya dapat dipakai 2 - 5% dalam ransum.
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah berkomentar,semoga bermanfaat