Skip to main content

PENYAKIT MULUT DAN KUKU ATAU FOOT AND MOUTH DISEASE

Merupakan penyakit viral yang bersifat akut dan sangat menular, menyerang hewan terutama hewan berkuku belah seperti sapi,kerbau,babi,kambing,domba dan ruminansia liar,gajah,hedgehogs(mamalia kecil berbulu seperti landak bermoncong seperti babi),mencit,tikus juga dapat terserang. Pada penyakit ni kuda tidak peka,morbiditas tinggi  dan mortalitas rendah, hewan sembuh dapat sebagai carrier selama 1-2 tahun(sapi), disebabkan virus genus Aphthovirus, famili Picornaviridae.



FMDV adalah virus RNA beruntai tunggal, dengan mantel protein yang terdiri dari empat protein kapsid disebutkan sebagai VP1, VP2, VP3, dan VP4.

Dapat menyebabkan kerugin ekonomi yang sangat besar yaitu penurunan berat badan menyebabkan penurunan produksi daging, penurunan produksi dan kualitas susu, morbiditas tinggi, penurunan devisa Negara sebab dilarang ekspor ternak dan bahan-bahan asal ternak (oie), penurunan daya kerja akibat luka teracak.

Sifat virus penyebab penyakit merupakan family Pcornaviridae,genus Aphthovirus. Termasuk virus NA berantai tunggal dan terdapat tujuh serotype : tipe a (allemagne), o (oise), c, sat1 (south African tipe), sat2, sat3, dan tipe asia. Serta 65 subtipe. Yang masing-masing tipe o 11 subtipe, tipe a 32 subtipe, tipe c 5 subtipe, tipe sat1 7 subtipe, tipe sat2 3subtipe, tipe sat3 4 subtipe dan tipe asia 3 subtipe. Masing-masing berbeda secara antigenic.  Penyebaran tipe o paling luas, sedangkan tipe sat3 paling sedikit. Serotype dapat dibedakan dengan sn tes dan cft.  Virus sangat labil,antigenitas cepat dan mudah berubah. Tidak tahan pH asam dan basa, panas, sinar uv, desinfektan. Virus tahan berbulan-bulan terhadap kekeringan dan dingin.
Sifat pertumbuhan pada hewan coba, marmot: intradermal telapak kaki lepuh-lepuh, mencit 5-7 hari : intraperitonial paralisa kaki, sapi: intradermo lingual lepuh-lepuh.  Pada kultur sel : bhk21, bek : CPE.
Pathogenesis penyakit mulut dan kuku, penularan penyakit dapat terjadi kontak langsung dengan hewan sakit, secara tidak langsung dapat melalui bahan yang tercemar virus, air susu yang tidak dipasteurisasi, daging dan tulang mentah, semen, embrio. Melalui anin 10-250 km. Dan penularan dapat terjadi secara aerosol, virs masuk melali saluran pernapasan.

Gejala klinisnya masa inkubasi 2-12 hari, demam, nafsu makan hilang, lepuh-lepuh dan luka erosi pada selaput mukosa mulut, lidah, ambin dan puting. Produksi susu menurun, hipersalivasi, lesi di daerah interdigital menyebabkan pincang secaraklinis tidak dapat dibedakan dengan penyakit vesikuler lainnya. Pada babi selain pada lidah dan kuku, lepuh ditemukan pada pinggi cungur(snout).

Patologi anatomi penyakit PMK,adanya lepuh dan luka erosi pada selaput mukosa mulut dan saluran pencernakan, pada babi sekitar lubang hidung, pada dasar tanduk, teracak, pada ambing dan putting. Bentuk PMK yang ganas menimbulkan degenerasi jantung : tiger heart.

Diagnosa meliputi berdasarkan gejala klinis : lepuh-lepuh pada mulut dan teracak, hipersalivasi, dan pincang. Konfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium dengan cara inokulasi virus pada hewan coba atau pada kultur sel selanjutnya diidentifikasi  dengan sn test, cft atau elisa menggunakan anti serum standart, bahan pemeriksaan/sampel diambil secara steril berupa jaringan epitel yang masih meleka pada tepi lepuh, cairan pharyngeal, darah yang diawetkan dengan antikoagulan, darah ntuk diambil serumnya untuk mengetahui antibody.

Pengendaliannya dengan cara vaksinasi di daerah tertular dengan vaksin inaktif yang sesuai tipenya dan peraturan karantina melarang pemasukan hewan dan produknya dari daerah tertular. 

Comments

Popular posts from this blog

Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Kambing

Organ tubuh luar terdiri dari atas kepala, kaki depan, kaki belakang, total kaki, kulit, ekor, otak, mata dan lidah. Organ tubuh dalam terdiri dari total organ tubuh dalam, total saluran pencernaan, darah dan lemak hasil ikutan internal. Ternak kambing memberikan beberapa keuntungan bagi petani peternak, antara lain : 1) Sebagai ternak penghasil daging, susu, Wit dan pupuk, 2) sebagai hewan tabungan,   3) cepat berkembang biak dan beranak lebih dari satu dalam satu kali melahirkan, 4) modal yang diperlukan relatif kecil, 5) kandang dan pemeliharaamya sederhana dan tidak membutuhkan tenaga yang banyak, 6) dapat menggunakan limbah pertanian sebagai makanan dan 7) mempunyai resiko pemeliharaan gang kecil. Pertumbuhan tubuh sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan bagian-bagian tubuh yang terdiri atas organ-organ tubuh luar dan dalam.   Sebagian dari organ-organ ini adalah organ yang masak dini, hal ini karena organ tersebuk merupakan organ pengatur dan penunjang aktifitas tubuh, s...

Laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak (IKT) | Nekropsi

BAB I PENDAHULUAN     Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi jaringan tubuh ternak yang dilakukan dengan cara membedah atau membuka rongga tubuh sehingga fisik organ dalam ternak dapat diamati. Dalam penggunaanya, nekropsi banyak digunakan dalam hal pemeriksaan unggas yang diduga telah terjangkit penyakit. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui penyakit yang diderita oleh unggas sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut agar peternakan terhindar dari kerugian finansial yang lebih besar. Maka dari itu nekropsi sangat penting untuk dipelajari, mengingat pentingnya menjaga kesehatan unggas dalam keberlangsungan usaha peternakan.     Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih terlatih dalam melakukan nekropsi pada unggas dan mampu menganalisa penyakit yang diderita oleh unggas. Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih memahami secara mendalam mengenai karakteristik penampilan luar dan organ da...

Sistem Reproduksi Hewan Ruminansia Jantan

Tugas utama hewan jantan/pejantan secara alamiah adalah memproduksi semen/spermatozoa yang subur dan menempatkanya  dalam alat kelamin betina dengan tepat.  Tugas ini dilaksanakan oleh organ reproduksi primer dan sekunder.   Organ reproduksi primer pada hewan jantan yaitu testis. Sedangkan   organ   reproduksi   sekunder   terdiri   dari   epididymis,   vas deferens, uretra, kelenjar vesikularis, kelenjar prostate dan kelenjar bulbouretralis/cowper dan penis. Secara alamiah fungsi esensial dari seekor pejantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin jantan atau spermatozoa yang cukup, aktif dan infertil serta secara sempurna mampu meletakkannya ke dalam saluran reproduksi betina. Semua proses fisiologis dalam tubuh ternak jantan, baik secara langsung maupun tidak langsung, menunjang produksi dan kelangsungan hidup spermatozoa.  Namun demikian pusat kegiatan dari kedua proses ini terletak pada orga...