Penyebab : Virus Paramyxo
Penularan : Kontak dengan hewan sakit melalui eksudat, feses dan urine atau melalui perlengkapan kandang termasuk pakan. Penularan dari satu tempat ke tempat yang lain melalui transportasi, pekerja kandang, burung liar, angin, serangga dsb.
Tanda klinis : tergantung dari virulensi virus yang menulari bisa asimptomatis, gejala pernapasan ringan atau gejala pernapasan disertai gangguan syaraf atau kombinasi gangguan pernapasan dan digesti.
Perubahan pasca mati : tergantung pada strain yang menulari yaitu berupa bintik-bintik perdarahan pada proventrikulus, nekrose pada usus, kelainan saluran pernapasan berupa rhinitis, tracheitis, laringitis, pneumonia dengan eksudat kataralis atau mukopurulenta. Kelainan syaraf berupa ensefalitis, degenerasi dan nekrose otak. Dapat pula ditemukan perdarahan berupa ptechie pada pericard, epicard, subpleura, tembolok dan usus.
Diagnosa : isolasi dan identifikasi dengan uji HA (hemaglutinasi) dan HI (Hemaglutinasi Inhibition)
Diagnosa banding : Infectious bronchitis, infectious laryngotracheitis, mikoplasmosis, avian encephalomielitis.
Pengendalian : Sanitasi kandang yang baik, anak ayam harus berasal dari peternakan yang bebas ND dan selalu dilakukan vaksinasi pada hewan-hewan yang peka
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah berkomentar,semoga bermanfaat