Skip to main content

RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAK)

BAB I

PENDAHULUAN

Rancangan percobaan merupakan suatu pedoman untuk pelaksanaan penelitian agar penelitian dapat tepat sasaran, tepat waktu, efisien biaya dan mempunyai daya guna yang tinggi pada fenomena yang diteliti dimana pada rancangan ini terdapat suatu pengaturan dalam pemberian perlakuan kepada tiap satuan percobaan. Secara sederhana suatu percobaan adalah mengamati pengaruh X (faktor perlakuan) terhadap Y (jumlah pengamatan).
Salah satu rancangan yang dapat digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yaitu suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan satuan percobaan dalam grup-grup yang homogen yang dinamakan kelompok dan kemudian menetapkan perlakuan secara acak di dalam masing-masing kelompok.
Tujuan dari praktikum rancangan percobaan dengan materi RAK adalah mahasiswa mampu membuat denah percobaan, model linear aditif dan hipotesis statistik untuk RAK; mampu menuliskan sumber keragaman dan derajat bebas sumber keragaman dari Analisis Varians (ANOVA) untuk RAK; mampu menghitung Jumlah Kuadrat (JK), Kuadrat Tengah (KT) dan F Hitung serta mampu membandingkan F Hitung dan F Tabel serta menarik kesimpulan untuk RAK. Manfaatnya yaitu dengan mengetahui RAK secara menyeluruh maka dapat membantu penelitian mahasiswa dalam mengolah data penelitian akibat adanya jumlah perlakuan, pengulangan dan pengelompokan.

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1.     Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah suatu rancangan acak yang dilakukan dengan mengelompokkan satuan percobaan ke dalam grup-grup yang homogen yang dinamakan kelompok dan kemudian menentukan perlakuan secara acak di dalam masing-masing kelompok. Rancangan acak kelompok digunakan jika satuan percobaan dapat dikelompokkan secara berarti dan dilakukan jika keadaan keseluruhan materi percobaan tidak homogen, disebut sebagai kelompok (block) atau ulangan (replication), dengan tujuan untuk memperoleh satuan percobaan yang sehomogen mungkin dalam tiap kelompok sehingga perbedaan respons yang teramati sebagian besar disebabkan karena pengaruh perlakuan yang dicobakan serta kita dapat membuat stratifikasi atau pengelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang lebih homogen, hal ini dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk mengontrol variabilitas yang dimiliki oleh materi percobaan (Mas, 2009). Dalam rancangan acak kelompok terdapat variasi perlakuan (τ), pengelompokkan (β), dan galat (ε) akibat ulangan. Ulangan tersebut berfungsi sebagai penghasil galat (ε), yang merupakan nilai pembanding penentu derajat signifikasi pengaruh perlakuan-perlakuan (τ) (Hanafiah, 2005).

Pada percobaan dengan menggunakan RAK, perlakuan-perlakuan secara acak diterapkan pada materi percobaan dalam tiap kelompok, jadi pengacakannya dibatasi, tidak seperti pada Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang pengacakannya dilakukan terhadap materi seluruhnya secara lengkap. Keuntungan rancangan acak kelompok adalah lebih efisien dan akurat dibanding dengan RAL; lebih fleksibel; penarikan kesimpulan lebih luas karena kita juga bisa melihat perbedaan diantara kelompok; umumnya diperoleh tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan RAL; adanya lokal kontrol sebagai upaya pengendalian homogenitas sehingga galat percobaan menjadi lebih kecil; dan analisis datanya masih mudah dan sederhana sedangkan kerugian rancangan acak kelompok adalah memerlukan asumsi tambahan untuk beberapa jenis hipotesis; interaksi antara kelompok memerlukan perlakuan sangat sulit; peningkatan ketepatan pengelompokan akan menurun dengan semakin meningkatnya jumlah satuan perobaan dalam kelompok; derajat bebas kelompok akan menurunkan derajat bebas galat sehingga sensitifitasnya akan menurun; memerlukan pemahan tambahan tentang keragaman satuan percobaan untuk suksesnya pengelompokan; dan jika ada data yang hilang memerlukan perhitungan yang lebih rumit (Mas, 2009).

2.1.1.     Pengacakan dan Denah Rancangan

Pengacakan merupakan suatu proses yang membuat hukum probabilitas dapat diterapkan, proses ini akan mengakibatkan validitas hasil analisis data menjadi tinggi dimana setiap satuan percobaan dalam proses pengacakan memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan perlakuan (Mas, 2009). Denah rancangan atau juga dapat disebut dengan denah percobaan merupakan metode untuk menempatkan perlakuan pada areal percobaan dimana memiliki banyak cara yang dapat diterapkan, misalnya dengan daftar bilangan acak, dengan kertas gulungan yang diberi tanda perlakuan kemudian diambil secara acak atau dengan bantuan software. Sehingga pengacakan berguna untuk memastikan bahwa akan diperoleh nilai dugaan yang sah dan tidak bias untuk galat percobaan, nilai tengah respon perlakuan, dan beda antar nilai tengah respon perlakuan (Kuntoro, 2008).

2.1.2.     Model Linier Aditif

Model linier aditif dalam RAK dibagi menjadi 2 model yaitu model tetap (fixed model) dan model acak (random model) (Mas, 2009). Model tetap merupakan model dimana perlakuan-perlakuan yang digunakan dalam percobaan berasal dari populasi yang terbatas dan pemilihan perlakuan ditentukan langsung oleh peneliti dan kesimpulan yang diperoleh terbatas hanya pada peneliti serta kesimpulan yang diperoleh terbatas hanya pada perlakuan-perlakuan yang dicobakan saja tidak bisa digeneralisasikan, sedangkan model acak adalah model dimana perlakuan-perlakuan yang dicobakan merupakan sampel acak dari populasi perlakuan dan kesimpulan yang diperoleh berlaku secara umum untuk seluruh populasi perlakuan (Wulandari, 2012). Pada RAK ada tambahan sumber keragaman kelompok, sehingga model liniernya adalah sebagai berikut :
                                Yij = µ + τi + βj + εij        untuk i = 1,2,3,...,t
                j = 1,2,3,...,r
dimana :
Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i kelompok ke-j
µ  = nilai tengah umum (nilai tengah populasi)
τi    = pengaruh aditif perlakuan ke-i
βj  = pengaruh aditif kelompok ke-j
εij  = galat percobaan pada perlakuan ke-i kelompok ke-j
t    = banyaknya perlakuan
r    = banyaknya kelompok/ulangan

2.1.3.     Hipotesis Statistik

Dalam menyusun himpunan perlakuan yang akan diuji dalam suatu percobaan, harus didasarkan pada prinsip bahwa perlakuan-perlakuan tersebut harus dapat memberikan keleluasaan kepada peneliti untuk menguji kebenaran hipotesis perlakuannya (Hanafiah, 2005). Ada tidaknya pengaruh dalam perlakuan dapat diketahui dengan adanya hipotesis dalam RAK. Hipotesis dirumuskan untuk menguji ada tidaknya respon atau pegaruh perlakuan (Mas, 2009). Apabila hasilnya H0 maka artinya tidak ada pengaruh terhadap respon, sedangkan apabila hasilnya H1 maka artinya ada pengaruh terhadap respon dan bisa dilakukan uji lanjutan. Rumus dari hipotesis dalam RAK adalah sebagai berikut :
H0 : τ1 = τ2 = τ3 = ... = τi = 0 atau τi = 0 (i = 1,2,3,...,t) ; tidak ada pengaruh perlakuan
H1 : minimal ada satu τi ≠ 0 ; minimal ada satu perlakuan yang berpengaruh

2.1.4.     Analisis Varian (ANOVA) dan Koefisien Varian (CV)

Anova merupakan salah satu teknik analisis multi varian yang berfungsi untuk membedakan rerata lebih dari dua kelompok data dengan cara membandingkan variansinya. Penyusunan analisis ragam dilakukan dengan tahap perhitungan (1) menghitung jumlah masing-masing perlakuan, total perlakuan, dan nilai tengah/rataan perlakuan, (2) menghitung berbagai derajat bebas dari sumber keragaman, (3) mencari faktor koreksi (FK) dan berbagai jumlah kuadrat (JK), (4) menghitung kuadrat tengah (KT) untuk setiap sumber keragaman dengan membagi JK dengan derajat bebas yang bersangkutan, (5) menentukan F hitung untuk uji signifikasi dari perlakuan, (6) membandingkan dengan F tabel, (7) menentukan koefisien ragam (CV), (8) menyusun analisis ragam (ANOVA), dan (8) membuat keputusan atau hasil percobaan (Mas, 2009). Koefisien variasi adalah ukuran persebaran yang dinormalkan dari suatu distribusi probabilitas yang terkadang nilai dari koefisien variasi dinyatakan dalam prosen (%) (Setiawan, 2012).


BAB III
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN

3.1.     Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Dari suatu penelitian peneliti ingin mengetahui pengaruh perlakuan jenis ransum yang diberikan terhadap bobot akhir kelinci. Berikut adalah data yang diperoleh dari penelitian :
PERLAKUAN
(RANSUM)    BOBOT KELINCI (Kg/Ekor)
    I    II    III    IV
A    5.113    5.398    5.307    4.678
B    5.346    5.952    4.719    4.264
C    5.272    5.713    5.483    4.749
D    5.164    4.831    4.986    4.410
E    4.804    4.848    4.432    4.748
F    5.254    4.542    4.919    4.098

    Buatlah denah percobaan !
    Buatlah model liniernya !
    Buatlah hipotesis statistiknya !
    Hitung ANOVA dan CV !
    Tulis kesimpulannya !

Penyelesaian
    Denah Percobaan
I    T1    T2    T3    T4    T5    T6
II    T4    T3    T1    T5    T2    T6
III    T3    T5    T6    T4    T1    T2
IV    T2    T6    T4    T1    T3    T5
    Model Liniear Aditif
Yij     = µ+ τi + βj + εij    ;    i = (1,2,...,6)
                    j = (1,2,3,4)
Keterangan:
Yij     = bobot akhir kelinci yang memperoleh perlakuan ransum ke-i pada kelompok ke-j
µ     = nilai tengah umum (rata-rata populasi) bobot akhir kelinci 
τi      = pengaruh aditif perlakuan ransum ke-i
βj      = pengaruh aditif kelompok ke-j
εij      = perlakuan galat percobaan dari perlakuan ransum ke-i pada kelompok ke-j

    Hipotesis Statistik
H0 : τi = 0 ; tidak ada pengaruh perlakuan jenis ransum terhadap bobot akhir kelinci
H1 = minimal ada satu τi ≠ 0 ; minimal ada satu perlakuan jenis ransum yang mempengaruhi bobot akhir kelinci
    Perhitungan Anova dan CV
PERLAKUAN
(RANSUM)    BOBOT KELINCI (Kg/Ekor)    TOTAL    RATAAN
    I    II    III    IV       
A    5.113    5.398    5.307    4.678    20.496    5.124
B    5.346    5.952    4.719    4.264    20.281    5.070
C    5.272    5.713    5.483    4.749    21.217    5.304
D    5.164    4.831    4.986    4.410    19.391    4.848
E    4.804    4.848    4.432    4.748    18.832    4.708
F    5.254    4.542    4.919    4.098    18.813    4.708
TOTAL (R)    30.953    31.284    29.846    26.947       
TOTAL (G)        119.813   
RATAAN            4.960

db total      = (rt) – 1 = (4x6) – 1 = 23
db perlakuan     = (t-1) = 6 – 1 = 5
db kelompok      = (r-1) = (4-1) = 3
db galat     = (r-1)(t-1) = (3)(5) = 15
db galat      = db total – db perlakuan – db kelompok = 23 – 5 – 3 = 15
FK         =   "G" ^"2" /"n"  = 〖"(119.030)" 〗^"2" /"(4)(6)"    = 590.339.204
JK (X)         = ∑ Xi2 – FK = { (5.113)2 + (5.398)2 +... +(4.098)2} – 590.339.204
 = 4.801.068
JK (R)         = ("∑Rj2"  )/"t"  - FK= (〖"(30.953)" 〗^"2"  "+⋯+ " 〖"(26.947)" 〗^"2" )/"6" – 590.339.204
        = 1.944.361
JK (T)    = "∑Ti2 " /"r"   - FK
    =("20.496" )"2+⋯+(18.813)2" /"4"  – 590.339.204
    = 1.198.331
JK (G)    = JK (X) – JK (T)- JK (R)
    = 4.801.068 – 1.1944.331 – 1.944.361
        = 1.658.376
KT (Kelompok)    = "JK (R)" /"r-1"
            = "1.944.361" /"4-1"
            = 648.120
KT (Perlakuan)    = "JK (T)" /"t-1"
            = "1.198.331" /"6-1"
            = 239.666
KT Galat        = "JK (G)" /"(r-1)(t-1)"
            = "1.658.376" /"(3)(5)"
F hit             = "KT (Perlakuan) " /"KT (Galat)"  = "239.666" /"110.558"  = 2,17
Daftar F (tabel) dengan f1 = 5 dan f2 = 15 akan bernilai 2,90 (5%) dan 4,56 (1%)

Sumber Keragaman    db    JK    KT    F hit    F tabel
5%     1%
Kelompok
Perlakuan
Galat     3
5
15    1.944.361
1.198.331
1.658.376    648.120
239.666
110.558   
2,17ns    2,90    4,56
Total    15    4.801.068           

Rataan Total = "G " /"n"  =  "548 " /"16"  = 34,25
CV = √("KT Galat" )/"Rataan Total"  x 100% = √("110.558" )/"4.960"  x 100% = 6,7 %
CV = Koefisien Keragaman = 6,7%
ns = Non Signifikasi taraf 1%

    Kesimpulan
H0 : τi = 0 ; tidak ada pengaruh perlakuan jenis ransum terhadap bobot akhir kelinci.


DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, K. A. 2005. Rancangan percobaan aplikatif. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kuntoro, H. 2008. Metode Sampling dan Penentuan Besar Sampel. Pustaka Melati, Surabaya.
Mas, I. K. G. Y. 2009. Analisis Statistika dalam Percobaan Satu Faktor untuk Ilmu Peternakan. Edisi Pertama. Laboratorium Biometrika Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.
Setiawan, A. 2012. Perbandingan koefisien variasi antara dua sampel dengan metode bootstrap. jdC. 1 (1): 19-25.
Wulandari, H. R. A. 2012. Diagnostik Sisaan dan Pendugaan Parameter μ ̂ dan τ ̂ pada Model Linier dalam Rancangan Acak Lengkap. Study kasus penelitian percobaan pakan ternak pada kambing. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin. Makasar. (Skripsi)

Comments

Popular posts from this blog

Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Kambing

Organ tubuh luar terdiri dari atas kepala, kaki depan, kaki belakang, total kaki, kulit, ekor, otak, mata dan lidah. Organ tubuh dalam terdiri dari total organ tubuh dalam, total saluran pencernaan, darah dan lemak hasil ikutan internal. Ternak kambing memberikan beberapa keuntungan bagi petani peternak, antara lain : 1) Sebagai ternak penghasil daging, susu, Wit dan pupuk, 2) sebagai hewan tabungan,   3) cepat berkembang biak dan beranak lebih dari satu dalam satu kali melahirkan, 4) modal yang diperlukan relatif kecil, 5) kandang dan pemeliharaamya sederhana dan tidak membutuhkan tenaga yang banyak, 6) dapat menggunakan limbah pertanian sebagai makanan dan 7) mempunyai resiko pemeliharaan gang kecil. Pertumbuhan tubuh sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan bagian-bagian tubuh yang terdiri atas organ-organ tubuh luar dan dalam.   Sebagian dari organ-organ ini adalah organ yang masak dini, hal ini karena organ tersebuk merupakan organ pengatur dan penunjang aktifitas tubuh, s...

Laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak (IKT) | Nekropsi

BAB I PENDAHULUAN     Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi jaringan tubuh ternak yang dilakukan dengan cara membedah atau membuka rongga tubuh sehingga fisik organ dalam ternak dapat diamati. Dalam penggunaanya, nekropsi banyak digunakan dalam hal pemeriksaan unggas yang diduga telah terjangkit penyakit. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui penyakit yang diderita oleh unggas sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut agar peternakan terhindar dari kerugian finansial yang lebih besar. Maka dari itu nekropsi sangat penting untuk dipelajari, mengingat pentingnya menjaga kesehatan unggas dalam keberlangsungan usaha peternakan.     Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih terlatih dalam melakukan nekropsi pada unggas dan mampu menganalisa penyakit yang diderita oleh unggas. Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih memahami secara mendalam mengenai karakteristik penampilan luar dan organ da...

Sistem Reproduksi Hewan Ruminansia Jantan

Tugas utama hewan jantan/pejantan secara alamiah adalah memproduksi semen/spermatozoa yang subur dan menempatkanya  dalam alat kelamin betina dengan tepat.  Tugas ini dilaksanakan oleh organ reproduksi primer dan sekunder.   Organ reproduksi primer pada hewan jantan yaitu testis. Sedangkan   organ   reproduksi   sekunder   terdiri   dari   epididymis,   vas deferens, uretra, kelenjar vesikularis, kelenjar prostate dan kelenjar bulbouretralis/cowper dan penis. Secara alamiah fungsi esensial dari seekor pejantan adalah menghasilkan sel-sel kelamin jantan atau spermatozoa yang cukup, aktif dan infertil serta secara sempurna mampu meletakkannya ke dalam saluran reproduksi betina. Semua proses fisiologis dalam tubuh ternak jantan, baik secara langsung maupun tidak langsung, menunjang produksi dan kelangsungan hidup spermatozoa.  Namun demikian pusat kegiatan dari kedua proses ini terletak pada orga...