Skip to main content

Program Pemeliharaan Ternak Puyuh

Salah satu jenis ternak yang termasuk aneka ternak adalah puyuh.  Puyuh adalah salah satu jenis ternak yang relatif baru perkembangannya.  Sebelum tahun tujuh puluhan masyarakat belum mengenal jenis ternak ini.  Ternak ini berasal dari luar negeri dan baru dikembangkan di Indonesia sekitar awal tahun tujuh puluhan.  Sekarang perkembangannya telah meluas hampir ke seluruh pelosok tanah air.

Puyuh sampai saat ini masih merupakan usaha sambilan, terutama oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan atau di sekitar perkotaan.  Belum ada peternakan puyuh yang diusahakan secara besar-besaran seperti pada ayam ras. Sedangkan bagi masyarakat di pedesaan puyuh belum begitu menarik untuk diternakkan.  Padahal puyuh ini memiliki potensi untuk diternakkan dan dikembangkan di pedesaan, terutama dalam rangka menambah pendapatan dan kesempatan kerja.

Ternak puyuh memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang menguntungkan untuk dikembangkan di pedesaan, yaitu :
1. Ternak puyuh relatif memerlukan tempat pemeliharaan yang tidak luas, hanya 225 cm2 per ekor atau sekitar 40-50 ekor/m2.
2. Cepat mencapai dewasa kelamin, yang ditandai dengan produksi telur pertama, yaitu pada umur 6 – 7 minggu.
3. Produksi telur dapat mencapai 250 – 300 butir per tahun per ekor.
4. Kebutuhan pakan rtelatif sedikit, hanya sekitar 20 gram per ekor per hari.
5. Relatif lebih tahan terhadap penyakit yang sering menyerang ternak unggas.
6. Mempunyai daya penyembuhan diri dari luka sangat cepat, sehingga cepat sembuh dari perlukaan.
7. Telur dan daging ternak puyuh mempunyai nilai gizi yang tinggi.

Selain memiliki sifat yang menguntungkan, ternak puyuh sampai saat ini produksi telurnya masih dapat dijual dengan mudah dan dengan harga yang cukup baik. Selain itu masyarakat sangat menyukai telur puyuh, karena dapat disajikan dalam berbagai bentuk masakan dan hidangan yang menarik.  Dengan demikian pemeliharaan ternak puyuh mempunyai prospek yang menggembirakan dimasa yang akan datang.

II. PENGENALAN BIBIT

Dalam suatu usaha peternakan agar ternak yang dipelihara dapat berproduksi secara maksimal maka perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi ternak, yaitu :
1. Bibit
2. Pakan
3. Perkandangan
4. Tatalaksana Pemeliharaan
5. Pencegahan Penyakit

Ternak puyuh yang dikembangkan di Indonesia adalah jenis puyuh petelur yang berasal dari luar negeri yang biasa disebut puyuh jepang.  Ternak puyuh ini disebut puyuh jepang karena dikembangkan di negara jepang.  Sekarang puyuh tersebut telah menyebar ke berbagai negara di dunia.
Ternak puyuh jepang ini berbeda dengan puyuh yang sering ditemukan di ladang-ladang di pedesaan yang biasa disebuit “gemak”.  Puyuh jepang memiliki jari kaki 4 buah, sedangkan gemak memiliki jari kaki 3 buah.

Ciri-ciri puyuh jepang adalah sebagai berikut :
1. Bentuk badannya lebih besar dari puyuh gemak.  Panjang badannya dapat mencapai 19 cm, bentuk badannya bulat, ekornya pendek dan paruhnya pendek.
2. Pertumbuhan bulu menjadi lengkap setelah berumur 2-3 minggu.  Berdasarkan pada warna bulunya dapat dibedakan antara puyuh jantan dengan betina  (sexing).
3. Pada puyuh jantan dewasa : bulu pada daerah dada  berwarna coklat atau merah sawo matang, tanpa ada bercak kehitaman.
Pada puyuh betina dewasa : bulu pada daerah dada sama seperti pada yang jantan warnanya, hanya perbedaannya terdapat bercak-bercak atau bergaris hitam ke arah bawah.
4. Puyuh jantan bersuara lebih keras dari puyuh betina.

Dewasa ini telah banyak peternak puyuh yang selain beternak untuk menghasilkan telur konsumsi juga beternak untuk menghasilkan telur tetas guna menghasilkan bibit puyuh.  Sehingga peternak tersebut berperan pula sebagai pembibit penghasil anak puyuh. 
Karena pemeliharaan puyuh tujuan utamanya adalah untuk penghasil telur, maka bibit yang dibeli cukup bibit betina saja.  Tanpa pejantanpun puyuh betina tetap dapat bertelur.  Kecuali jika akan memelihara puyuh untuk menghasilkan telur tetas, maka supaya telur tertunas dan dapat menghasilkan bibit anak puyuh, maka puyuh betina harus dipelihara dicampur dengan puyuh jantan.
Untuk pembelian bibit puyuh betina sebaiknya membeli puyuh yang telah berumur di atas 2 minggu, sehingga telah jelas dapat dipastikan benar-benar betina.  Jangan dilakukan pembelian puyuh yang masih berumur di bawah dua minggu, karena belum jelas benar perbedaan jantan-betina sehingga dapat keliru bercampur puyuh jantan.

III. PAKAN PUYUH

Puyuh adalah jenis unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang relatif cepat.   Pada umur 6 – 7 minggu telah mencapai dewasa kelamin yang ditandai dengan produksi telur pertama.  Demikian pula telur puyuh relatif besar, sekitar 7 % dari berat badannya, yaitu beratnya dapat mencapai lebih dari 10 gram dapat mencapai sekitar 13 gram.  Oleh karena itu, pakan puyuh harus mengandung gizi yang lebih tinggi dibandingkan ternak unggas lainnya.

Untuk menentukan kebutuhan pakan puyuh perlu memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Tujuan pemeliharaan :
Secara praktis pemeliharaan ternak puyuh dibedakan menjadi dua periode pemeliharaan, yaitu periode grower (pertumbuhan) umur 0-5 minggu dan periode layer (periode produksi telur) umur 6 minggu sampai diafkir.
2. Bahan Pakan Yang Tersedia :
Untuk menyusun atau membuat pakan sendiri, maka bahan yang digunakan haruslah bahan yang mudah didapat dan tersedia setiap saat serta harganya murah.
3. Untuk menyusun pakan perlu memperhatikan persyaratan kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan puyuh sesuai dengan periode pertumbuhannya.  Pakan untuk grower harus mengandung protein yang tinggi, yaitu 24 %, sedangkan untuk periode layer harus mengandung protein 20 %.tersedia.

Bagi peternak yang baru mulai, mungkin menyusun pakan sendiri masih dirasa sulit. Apalagi kalau ternak yang dipelihara hanya sedikit maka menyusun pakan sendiri kurang efisien.  Lebih baik membeli pakan jadi yang banyak dijual di Poultry Shop.
Pakan jadi ada dua macam, yaitu :

1. Pakan lengkap (completed feed), yaitu pakan yang telah mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh puyuh sesuai dengan periode pertumbuhannya.
2. Pakan setengan jadi (konsentrat) atau concentrated feed, yaitu pakan yang mengandung gizi tinggi.  Untuk diberikan pada puyuh harus dicampur terlebih dahulu dengan bahan pakan lain.  Biasanya telah diberi petunjuk oleh pabrik pembuatnya, bahan apa yang harus dicampurkan dan berapa bagian banyaknya.
Jika bahan pakan yang harus dicampurkan banyak terdapat disekitar tempat tinggal peternak maka lebih menguntungkan untuk membeli pakan setengah jadi (konsentrat).  Contoh formula pakan untuk puyuh periode grower dan produksi tertera pada tabel berikut :



Tabel  :  Komposisi dan Kandungan Gizi Pakan Puyuh periode Grower
  (umur 0-6 Minggu).

Bahan
Komposisi
( Kg)
Protein
( % )
Lemak
( % )
Serat Kasar
( % )
Ca
( % )
P
( % )
Energi
(Kkal/kg)
Jagung kuning
56,00
5,32
1,83
1,61
0,01
0,06
1887,20
Dedak halus
9,25
1,02
0,99
0,48
0,00
0,12
224,78
Bungkil kedelai
17,75
8,70
0,31
2,57
0,09
0,03
397,60
Tepung ikan
8,00
4,61
0,68
0,42
0,50
0,25
277,20
PMM *
4,00
2,40
0,40
0,10
0,16
0,08
64,76
CaCO3
3,00
0
0
0
1,17
0
0
Premix
1,00
0
0
0
0
0
0
JUMLAH
100
22,05
4,20
5,18
1,93
0,54
2851,54
Keterangan :   *)  Tepung daging
**) Kandungan gizi berdasarkan hasil perhitungan dari hasil analisis proksimat bahan pakan.

Tabel :  Komposisi dan Kandungan Gizi Pakan Puyuh Periode Produksi
 (umur 7-diafkir)

Bahan
Komposisi
( Kg)
Protein
( % )
Lemak
( % )
Serat Kasar
( % )
Ca
( % )
P
( % )
Energi
(Kkal/kg)
Jagung kuning
57,50
5,46
1,88
1,65
0,01
0,06
1937,75
Dedak halus
17,50
1,93
1,87
0,91
0,01
0,22
425,25
Bungkil kedelai
9,00
4,41
0,16
1,30
0,05
0,02
201,60
Tepung ikan
8,00
4,10
0,60
0,38
0,44
0,22
246,40
PMM *
4,00
2,40
0,40
0,10
0,16
0,08
64,76
CaCO3
3,00
0
0
0
1,17
0
0
Premix
1,00
0
0
0
0
0
0
JUMLAH
100,00
18,30
4,91
4,34
1,84
0,06
2875,76
Keterangan : 
 *)  Tepung daging
**) Kandungan gizi berdasarkan hasil perhitungan dari hasil analisis proksimat bahan pakan

IV. PERKANDANGAN PUYUH

Pemeliharaan puyuh tidak memerlukan tempat yang luas.  Dalam ruangan yang sempit, yaitu 1 m2 dapat digunakan untuk memelihara 40 – 50 ekor puyuh dewasa.  Oleh karena itu, pemeliharaan puyuh dapat dilakukan sebagai usaha sambilan dengan memanfaatkan halaman rumah yang tidak begitu luas.
Kandang yang digunakan untuk pemeliharaan puyuh dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Kandang Indukan
2. Kandang Puyuh Dewasa

Kandang Indukan, adalah kandang yang digunakan untuk memelihara anak puyuh umur sehari sampai dengan umur 2-3 minggu, yaitu saat anak puyuh bulunya sudah tumbuh lengkap.  Kandang ini dilengkapi dengan alat penghangat yang berfungsi untuk melindungi anak puyuh dari kedinginan.  Oleh karena itu disebut sebagai kandang indukan, yaitu kandang yang berfungsi sebagai pengganti induk yang mampu memberikan kehangatan bagi anak puyuh yang bulunya belum tumbuh lengkap.  Anak puyuh dipelihara dalam kandang indukan ini sampai bulunya tumbuh lengkap, saat anak ouyuh sudah mampu beradaptasi dengan temoeratur lingkungan.
Kandang indukan bentuknya dapat dibuat sederhana, yaitu berupa kotak dengan dinding serengah terbuka ke atas, jangan terbuka seluruhnya.  Karena anak puyuh belum mampu beradaptasi dengan temperatur lingkungan, sehingga mudah kedinginan jika terkena angin langsung.  Dinding dan lantai kandang dapat dibuat dari kawat kasa, sedangkan bagian dinding yang rapat terbuat dari bahan papan atau tripleks.

Luas kandang yang diperlukan untuk pemeliharaan periode indukan ini adalah :



Umur
Ekor/m2
0-1 munggu
100
1-2 minggu
90
2-3 minggu
75
 
Konstruisi kandang untuk kandang indukan ini dapat menggunakan bahan sebagai berikut :
- Siku-siku/penyangga : kayu
- Dinding    : papan dan bilah bambu atau kawat ram.
- Lantai     : Bilah-bilah bambu atau kawat ram.
Konstruksi kandang dapat dibuat seperti pada Gambar berikut :  










Keterangan :
A. Siku-siku/penyangga, bahan kayu
B. Dinding bawah, bahan papan
C. Dinding atas, bahan kayu
D. Tutup atas, bahan bilah bambu
Setelah berumur 3 minggu, anak puyuh dipindahkan ke kandang untuk pemeliharaan puyuh dewasa.   Kandang puyuh dewasa dapat dibuat berupa kotak bertingkat, dapat dibuat sampai tiga tingkat.  Luas kandang yang diperlukan pada periode ini adalah :

Umur
Ekor/m2
3-4 minggu
60
4-5 minggu
50
5 - produksi
40

Pada kandang bertingkat ini, antara tiap tingkat harus diberi bak penampung kotoran yang tertutup rapat, agar tidak menjadi sumber lalat dan tikus tidak dapat masuk ke kolong kandang.  Tikus sering mengganggu puyuh dalam kandang dengan menggigit kaki puyuh. Konstruksi kandang dewasa dapat dilihat pada gambar berikut :

Kandang yang dilengkapi dengan atap digunakan jika kandang ditempatkan di halaman atau di pinggir-pinggir rumah.  Pada kandang yang ditempatkan di luar ruang ini juga kandang harus dilengkapi dengan tirai yang terbuat dari anyaman bambu, untuk mencegah angin yang deras atau tetesan air hujan atau sinar matahari langsung.  Jika cuaca cerah , maka tirai ini dapat digulung.  Sebaiknya tirai ini jangan menggunakan plastik, karena panas dan pengap.  Sedangkan kandang kotak tanpa atap digunakan untuk kandang yang ditempatkan di dalam ruangan.

Lebar kandang dibuat sebaiknya tidak lebih dari 50 cm, guna memudahkan pengelolaan, pemberian pakan-minum dan pengambilan telur atau menangkap puyuh.  Panjang kandang dapat dibuat sesuai kebutuhan, tetapi harus disekat-sekat sekitar 2 m, guna memudahkan pengelolaan dan agar puyuh tidak terlalu banyak, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan.
Tinggi kandang dibuat sekitar 40 cm, jangan terlalu tinggi, karena puyuh dapat beterbangan sehingga akan menimbulkan kegaduhan.

Dengan demikian, jika tidak memiliki ruangan khusus untuk menempatkan kandang, maka kandang dapat ditempatkan dihalaman atau disamping rumah.  Oleh karena itu, pemeliharaan puyuh dapat dilakukan oleh keluarga-keluarga yang tidak memiliki halaman yang luas.

 V. TATALAKSANA

1. Tatalaksana Pemeliharaan Kutuk (umur 0 – 3 minggu)

Pemeliharaan pada periode ini dilakukan pada kandang indukan.  Pada periode awal kehidupannya, burung puyuh belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, karena bulunya belum tumbuh lengkap, sehingga memerlukan penghangat.  Pada periode ini kutuk puyuh juga belum mengenal pakan dan minumannya.  Oleh karena itu, periode ini merupakan periode kritis, banyak terjadi kematian.

Sebelum kutuk datang hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Kandang harus sudah siap, bersih dan telah didesinfeksi (disuci hama), yaitu dapat dilakukan dengan melabur seluruh kandang dengan kapur dinding atau dengan menggunakan obat khusus anti hama yang banyak dijual di poultry shop.
- Alat pemanas harus sudah tersedia, dicoba dihidupkan, apakah panasnya telah cukup atau belum.  Kebutuhan panas untuk kutuk puyuh adalah sebagai berikut :




Umur
Suhu
0 – 1 minggu
100 0 F (38 0 C)
1 – 2 minggu
90 0 F (35 0 C)
2 – 3 minggu
85 0 F (30 0 C)


- Lantai kandang dilapisi kain yang bersih, jangan kertas karena licin, kutuk puyuh mudah terpeleset, sehingga sulit berdiri.
- Tempat minum yang telah diisi disiapkan.  Tempat minum dapat menggunakan tempat minum plastik berbentuk botol terbalik untuk ayam yang berukuran kecil, tetapi harus diberi kerikil atau kelereng pada bagian yang terendam air, agar kutuk tidak mencebur yang dapat menimbulkan kematian.
- Pakan disiapkan, tetapi jangan diberikan dulu pada saat kutuk datang, karena pada awal kehidupannya kutuk puyuh lebih membutuhkan air minum dibandingkan pakan, sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang selama perjalanan (dehidrasi).  Pakan diberikan kemudian setelah kutuk seluruhnya minum.  Pemberian pakan dilakukan dengan cara menabur di atas lantai.  Cara pemberian pakan yang demikian ini dilakukan sampai kutuk umur 2 minggu.
- Setelah semuanya siap, barulah kutuk dapat dimasukan kandang.
Kegiatan rutin yang dilaksanakan setelah kutuk masuk kandang adalah :
- Mengontrol suhu kandang apakah sesuai dengan kebutuhan.  Jika tidak ada pengontrol panas (thermometer) dapat dilakukan dengan melihat penyebaran kutuk dalam kandang,  Jika kutuk bergerombol di sekitar alat pemanas (indukan/brooder), berarti kurang panas, jika menyebar menjauhi alat pemanas berarti terlalu panas.  Yang baik adalah jika kutuk menyebar rata di dalam kandang sekitar alat pemanas.
- Setelah kutuk minum semua, barulah makanan berbentuk tepung di tebar di atas lantai.  Setiap pakan kelihatan hampir habis, ditambahkan pakan yang baru.  Pakan jangan diberikan berlebihan, karena kalau tidak segera habis akan basi, sehingga tidak akan dimakan kutuk.  Hal demikian ini hanya akan merupakan pemborosan pakan saja.
- Membuang kotoran dengan jalan mengganti kain penutup lantai setiap pagi.  Setelah kutuk berumur 2 minggu, kain penutup lantai tidak diperlukan lagi.  Sehingga tempat pakan harus disediakan dalam kandang.  Tempat pakan yang digunakan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kutuk tidak dapat masuk untuk mengkais-kais pakan.  Bentuk tempat pakan dapat dilihat pada gambar berikut :
- Setelah minggu ke 2, pemberian pakan diberikan 3 kali sehari pada tempat pakan.  Tempat pakan dapat diletakkan di samping kandang atau di dalam kandang.  Tetapi diusahakan puyuh dapat makan dengan mudah.


2. Tatalaksana Pemeliharaan Puyuh Dewasa (umur 3 – Diafkir)

Setelah puyuh bulunya tumbuh lengkap, maka harus dipindahkan ke kandang dewasa.  Hal yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan periode ini adalah :
- Kandang harus diberi penerangan, terutama pada pemeliharaan puyuh betina yang akan diusahakan sebagai petelur.  Dengan adanya penerangan ini dewasa kelamin akan dipercepat.  Jadi produksi telur akan lebih awal.  Penerangan yang baik diberikan selama 20 jam sehari-semalam sampai puyuh berproduksi.  Setelah itu penerangan dikurangi hanya diberikan selama 16 jam. Jadi tambahan penerangan diberikan pada malam hari.   Tambahan penerangan pada malam hari ini untuk puyuh periode produksi agar puyuh dapat makan pada malam hari  guna memenuhi kebutuhan sesuai untuk produksi telur yang tinggi.
- Pemberian pakan diberikan sehari 3 kali.
- Pemberian air minum diberikan cukup sehari sekali, tetapi jangan sampai kekurangan air, karena jika kekurangan air akan mengakibatkan produksi telur terganggu.
- Kotoran harus dibuang secara periodik, tidak perlu setiap hari, tetapi jangan sampai menunggu terlalu menumpuk, karena akan mengakibatkan polusi amoniak yang akan mengganggu kesehatan ternak.
- Puyuh sangat peka terhadap kegaduhan.  Oleh karena itu hindari kegaduhan di sekitar kandang.  Terutama pada waktu periode produksi.  Lingkungan kandang yang gaduh akan mengakibatkan produksi terganggu.
- Pada kandang yang ditempatkan di halaman atau di luar ruangan, jika keadaan cuaca buruk  seperti hujan deras atau angin kencang, maka kandang harus diditutup tirai. Angin yang deras dan terpaan air hujan akan mengakibatkan meningkatnya kematian dan mengganggu produksi.

VI. PENCEGAHAN PENYAKIT

Puyuh relatif lebih tahan terhadap penyakit yang sering menyerang ternak unggas.  Namun tidak berarti bahwa puyuh tidak dapat terserang penyakit.  Puyuh akan mudah terserang penyakit bila tatalaksana pemeliharaan buruk dan sanitasi tidak diperhatikan.  Oleh karena itu, untuk mencegah serangan penyakit maka hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Sanitasi (menjaga kebersihan) kandang dan perlengkapannya serta lingkungan sekitarnya.  Kotoran jangan dibiarkan sampai menumpuk, tempat pakan dan minum perlu secara periodik dibersihkan jangan sampai berjamur.  Jangan biarkan rumput dan semak-semak liar tumbuh lebat serta sampah menumpuk di sekitar kandang, karena akan menjadi sarang binatang liar yang menjadi pengganggu dan sumber penyebaran penyakit.
- Tatalaksana pemeliharaan harus dilakukan secara teratur.  Pakan harus tersedia cukup sesuai kebutuhan, baik kualitas maupun kuantitasnya.  Tempat pakan dan minum harus tersedia cukup sesuai jumlah puyuh, jangan dibiarkan ada puyuh yang tidak kebagian tempat pakan atau minum. Jika puyuh berebutan makan atau minum akan mengakibatkan kegaduhan sehingga stres yang selanjutnya akan mengganggu kondisi kesehatan.  Penurunan kondisi kesehatan tubuh ini akan mengakibatkan puyuh mudah terserang penyakit.  Air minum harus disediakan cukup jangan sampai kurang, terutama pada saat udara panas.  Produksi telur akan terganggu jika kekurangan air minum.
- Melakukan pengamatan yang teliti terhadap kondisi puyuh yang dipelihara.  Kalau ada ternak yang diduga sakit, karena tampak lesu, bulu kusam, tidak mau makan, atau aktivitasnya menurun tidak bergerak aktif, maka harus segera dikeluarkan dari kandang, di isolasi pada kandang khusus. Jika diduga dapat menularkan penyakit pada puyuh lainnya, maka sebaiknya dimusnahkan, dibunuh dan dibakar.  Tetapi jika penyakitnya ringan dan tidak menular dapat diberikan pengobatan.
- Pengobatan penyakit pada ternak tidak efisien, yang terbaik adalah melakukan pencegahan penyakit.  Jika upaya pencegahan penyakit melalui sanitasi dan penerapan tatalaksana dengan baik telah dilaksanakan, maka untuk lebih meyakinkan lagi perlu dilaksanakan program pencegahan penyakit secara rutin.  Pencegahan terutama terhadap penyaklit tertentu yang sering berjangkit di sekitar lokasi peternakan.





Comments

Popular posts from this blog

Kalopo (Calopogonium mucunoides)

Tanaman ini tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30- 50 cm. Tanaman ini beradaptasi pada tanah yang basah dan tidak tahan terhadap kekeringan. Batang dan daun yang muda berbulu, berwarna coklat keemasan. Bentuk daun bulat dan berkelompok 3 dalam satu tangkai. Bunganya kecil berwarna ungu. Jenis legum ini kurang disukai oleh ternak karena daun  dan batangnya berbulu. Biasa ditanam dengan biji dengan kebutuhan 6-9 Kg/ha. Dapat ditanam dengan rumput Rhodes dan  Brachiaria .

Zat Pengharum pada Pakan Ayam

Untuk menambah daya rangsang ayam terhadap pakan, bisa juga ditambahkan pengharum yang beraroma khusus, biasanya berasal dari ekstrak tumbuhan. Pengharum ini dapat diperoleh di importir obat ternak atau toko-toko kimia. Bahan yang bisa dibeli di toko kimia seperti pengharum yang beraroma vanila. Penggunaan pengharum dalam pakan tidak mutlak. Tidak semua pakan komersial pabrik menggunakan pengharum. Dengan menggunakan bahan baku berkualitas baik akan dihasilkan pakan dengan aroma yang khas. Proses pencetakan pelet melalui tahapan penguapan (steaming) akan memberikan aroma yang lebih merangsang ayam untuk meningkatkan konsumsi pakan.

Laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak (IKT) | Nekropsi

BAB I PENDAHULUAN     Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi jaringan tubuh ternak yang dilakukan dengan cara membedah atau membuka rongga tubuh sehingga fisik organ dalam ternak dapat diamati. Dalam penggunaanya, nekropsi banyak digunakan dalam hal pemeriksaan unggas yang diduga telah terjangkit penyakit. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui penyakit yang diderita oleh unggas sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut agar peternakan terhindar dari kerugian finansial yang lebih besar. Maka dari itu nekropsi sangat penting untuk dipelajari, mengingat pentingnya menjaga kesehatan unggas dalam keberlangsungan usaha peternakan.     Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih terlatih dalam melakukan nekropsi pada unggas dan mampu menganalisa penyakit yang diderita oleh unggas. Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih memahami secara mendalam mengenai karakteristik penampilan luar dan organ dalam unggas yang terkena penya