Skip to main content

PERENCANAAN KEBUTUHAN KANDANG DAN PERALATAN TERNAK AYAM PEDAGING / BROILER

Salah satu aspek penting dalam bisnis ayam pedaging adalah bagaimana merencanakan kebutuhan kandang dan peralatan kandang agar kegiatan usaha bisa berjalan efektif dan efisien.

1.    Syarat, Lokasi, Fungsi, Sistem dan Konstruksi Kandang

Ayam pedaging komersil pada umumnya dipelihara secara intensif dengan system
pemeliharaan ayam selalu dikandangkan dari mulai ayam datang sampai ayam siap
dipanen.
Adapun syarat-syarat kandang yang baik agar social walfare ayam terjaga adalah :
a.    Dinding kandang dapat terbuat dari papan, bilah bambu, ram kawat. Dinding kandang tidak boleh terlalu rapat, hal ini dimaksudkan untuk keleluasaan sirkulasi udara kandang, dan tidak boleh terlalu jarang sehingga predator tidak dapat masuk kedalam kandang.
b.    Arah kandang sebaiknya membujur timur-barat. Hal ini dimaksudkan agar ayam tidak terlalu kepanasan, tetapi pagi hari masih dapat memperoleh sinar mata hari,
c.    Tinggi tiang tengah keatap minimal 6-7 meter dan tiang tepi minimal 2.5 - 3 meter, hal ini berhubungan dengan sirkulasi udara dalam kandang, lebar kandang maksimal 6-8 m.
d.    Atap kandang dirancang sesuai dengan fungsinya yaitu melindungi bangunan beserta isinya dari hujan, panas matahari atau angin.
e.    Lantai kandang sebaiknya disemen kasar sehingga mudah dibersihkan dan akan mengurangi dari bahaya penyakit coccidiosis.

Pemilihan lokasi kandang
Lokasi kandang yang baik adalah:
a.    Sumber air bersih mudah diperoleh
b.    Topografi
c.    Tekstur tanah
d.    Sarana transportasi mudah terjangkau
e.    Sirkulasi udara lancar
f.    Jarak dari lingkungan perumahan penduduk tidak terlalu dekat



Gambar 1. Syarat lokasi kandang ayam broiler yang ideal

Fungsi kandang bagi ternak

Ada dua fungsi kandang bagi ternak yaitu sebagai fungsi primer dan fungsi sekunder.
a.    Fungsi Primer. Secara makro, kandang untuk tempat tinggal dan berlindung dari cuaca, dan gangguan predator. Secara mikro, kandang berfungsi menyediakan lingkungan yang nyaman agar ternak terhindar dari cekaman (stress).
b.    Fungsi sekunder, kandang berfungsi tempat bekerja bagi peternak untuk melakukan kegiatan harian dalam melakukan pemeliharaan ternak.

Tipe dan sistem kandang
Ada beberapa macam tipe kandang untuk budidaya ayam pedaging yaitu :
a.    Kandang terbuka atau disebut open house
b.    Kandang terbuka bagian depan
c.    Kandang dengan dinding tirai
d.    Kandang tertutup
e.    Kandang disertai bak penampung kotoran
f.    Kandang dengan tiang / atap yang tinggi
g.    Kandang dengan koridor ditengah
Tetapi untuk kondisi di negara Indonesia yang merupakan negara tropik maka tipe kandang yang paling sesuai adalah tipe open house, dengan menggunakan sistem litter atau slat.
Contoh pada gambar berikut ini



Gambar 2. Type open house dengan sistim lantai slatt dan litter

Bentuk atap kandang biasanya
a.    Monitor
b.    Semi monitor
c.    Shade/ miring
d.    Gable
e.    Sawtooth


Gambar 3. Macam-macam bentuk atap kandang

Bentuk atap kandang yang ideal untuk kondisi negara tropis seperti Indonesia adalah bentuk atap monitor untuk kandang kapasitas sedang sampai besar dan bentuk atap semi monitor untuk kandang kapasitas kecil.

2.    Kapasitas kandang

Kapasitas kandang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan kebutuhan kandang karena erat hubungannya dengan kepadatan kandang, dan kondisi ini juga berhubungan dengan iklim mikro kandang. Penggunaan kandang harus disesuaikan dengan kapasitasnya. Populasi yang terlalu padat menyebabkan ayam akan stress, sehingga menurunkan produksi, disamping ini juga akan berpengaruh pada efisien penggunaan pakan. Sedangkan populasi yang terlalu kecil akan menyebabkan kandang kurang efisien penggunaannya dan akan berpengaruh juga pada pertumbuhan bobot badannya yang kurang optimal disebabkan ayam banyak bergerak/ jalan-jalan.

Kapasitas kandang ayam pedaging sesuai dengan tingkat umur ayam pedaging yaitu;
a.    Umur 1 hr -1 minggu = 40-50 ekor DOC/ m2
b.    Umur > 7 hr- 2 minggu= 20-25 ekor ayam/ m2
c.    Umur > 2 minggu 8-12 ekor ayam/
Faktor yang mempengaruhi tingkat kepadatan kandang yaitu:
a.    Temperatur lingkungan
b.    Tipe kandang
c.    Ukuran ayam
d.    Umur ayam
3.    Jenis-jenis peralatan kandang

Jenis peralatan kandang yang digunakan selama proses produksi ayam pedaging adalah :

a.    Tempat pakan.
Tempat pakan yang digunakan selama proses pemeliharaan mulai dari 1 hari sampai panen terdiri dari chick feeder tray digunakan umur 1 hari sampai satu atau dua minggu dengan kapasitas 100 DOC / buah. Setelah ayam berumur dua minggu maka tempat pakan untuk anak ayam diganti seluruhnya dengan tempat pakan ayam ayam dewasa. Pada umumnya menggunakan round feeder (tempat pakan bundar) dengan kapasitas yang berbeda-beda. Tempat pakan kapasitas 3-5 kg dengan diameter 40 cm digunakan untuk 20 ekor ayam pedaging. Sedangkan tempat pakan kapasitas 7 kg digunakan untuk 15 ekor ayam pedaging. Kapasitas tempat pakan berhubungan dengan eating space seekor ayam. Bentuk tempat pakan ada 2 tipe yaitu bundar dan panjang.
Standar kebutuhan eating space untuk Negara-negara tropis seperti Indonesia adalah untuk tempat pakan manual memanjang eating space standar 5 cm / ekor . Tempat pakan manual bundar eating space standar 2 cm / ekor .

b.    Tempat air minum
Tempat air minum yang digunakan selama proses pemeliharaan mulai umur 1 hari sampai satu atau 2 minggu adalah chick found dengan kapasitas 75 DOC/ buah. Selanjutnya untuk ayam yang sudah berumur lebih dari 2 minggu menggunakan tempat air bundar (round drinker) baik yang manual atau secara otomatis. Untuk tempat air minum manual, dengan kapasitas bervariasi: 600 ml, 1 liter, 1 gallon dan 2 gallon, kapasitas 2 gallon untuk 100 ekor ayam pedaging, sedangkan tempat air minum otomatis yang circumference 110 cm untuk kapasitas 50-75 ekor/ buah. Kapasitas tempat air minum berhubungan dengan dringking space.
Ada dua bentuk tempat air minum yaitu berbentuk bundar dan panjang, dengan standar dringking space yang sama yaitu tempat minum manual memanjang standar 1 cm / ekor, sedangkan tempat minum manual bundar standar 1 cm / ekor


c.    Alat pemanas/ Heater
Sumber energy panas dapat diperoleh dari listrik, gas, minyak tanah, batu bara, serbuk / gerjaji kayu yang halus atau menggunakan kayu bakar. Pilihlah sumber energi yang mudah didapat, dan murah biaya energinya, agar tidak terjadi biaya tinggi, dan gunakan sesuai kebutuhan suhu kandang.

d.    Termometer
Termometer yang dapat dipakai untuk mengukur suhu contohnya termometer maximum dan minimum, serta termometer air raksa. Termometer diletakkan tergantung pada dinding kandang/pagar pembatas.
termometer


e.    Tirai kandang
Tirai ini diatur sesuai kebutuhan yaitu umur anak ayam, dan bahan yang digunakan secara umum plastik. Tirai ini berfungsi untuk menahan udara, atau angin kencang masuk kedalam kandang, disamping itu untuk insulator agar suhu kandang dapat terjaga kestabilannya

f.    Litter/ alas
Bahan alas yang penting dapat menyerap air dan memberi panas dan nyaman pada ayam pedaging seperti; sekam serbuk /gergajian kayu, dll

g.    Chick guard/ pagar pembatas
Chick guard digunakan untuk membatasi ruang gerak anak ayam, dan agar lebih mudah dalam mengatur kondisi lingkungan kandang yang nyaman seperti suhu dan kelembaban kandang. Bahan yang dapat digunakan yaitu seng dan plastic tirai, dll. Tinggi pembatas 40-50 cm, prinsipnya tidak mengganggu aktivitas dalam tatalaksana harian kandang

4.    Perencanan kebutuhan kandang dan peralatan kandang

Sebelum dimulai kegiatan usaha apapun bentuknya dimulai dengan perencanaan. Perencanaan dibuat agar tujuan dapat dicapai dan kegiatan dapat berjalan dengan efisien. Perencanaan erat hubungan dengan tujuan dari kegiatan usaha. Pada kegiatan usaha ayam pedaging, perencanaan terhadap kapasitas produksi, pemasaran, dan sumberdaya yang terlibat.
Dalam perencanaan produksi tentu erat hubungannya dengan kapasitas produksi, dan ini akan berhubungan dengan jumlah kandang dan peralatan yang dibutuhkan, sumberdaya manusia serta dana.
Dalam membuat perencanaan produksi peternakan ayam ras pedaging harus bisa menjawab pertanyaan 5 W + 1 H ( what, why, where, when, who, dan how)
a.    What , apakah yang akan diusahakan
b.    Why, mengapa komoditas itu pilihannya, lihat peluang bisnis masing- masing komoditas
c.    Where, dimana peternakan didirikan, disini perlu pertimbangan aspek tehnis dan non tehnis, seperti lokasi, sumber air, transportasi, jarak dengan pasar, cuaca/ iklim, jauh dari pemukiman, faktor sosial, dan perundangan
d.    When, kapan dilakukan
e.    Who, siapa yang akan melaksanakan
f.    How, bagaimana melaksanakaanya, termasuk disini SDM.

Comments

Popular posts from this blog

Kalopo (Calopogonium mucunoides)

Tanaman ini tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30- 50 cm. Tanaman ini beradaptasi pada tanah yang basah dan tidak tahan terhadap kekeringan. Batang dan daun yang muda berbulu, berwarna coklat keemasan. Bentuk daun bulat dan berkelompok 3 dalam satu tangkai. Bunganya kecil berwarna ungu. Jenis legum ini kurang disukai oleh ternak karena daun  dan batangnya berbulu. Biasa ditanam dengan biji dengan kebutuhan 6-9 Kg/ha. Dapat ditanam dengan rumput Rhodes dan  Brachiaria .

Zat Pengharum pada Pakan Ayam

Untuk menambah daya rangsang ayam terhadap pakan, bisa juga ditambahkan pengharum yang beraroma khusus, biasanya berasal dari ekstrak tumbuhan. Pengharum ini dapat diperoleh di importir obat ternak atau toko-toko kimia. Bahan yang bisa dibeli di toko kimia seperti pengharum yang beraroma vanila. Penggunaan pengharum dalam pakan tidak mutlak. Tidak semua pakan komersial pabrik menggunakan pengharum. Dengan menggunakan bahan baku berkualitas baik akan dihasilkan pakan dengan aroma yang khas. Proses pencetakan pelet melalui tahapan penguapan (steaming) akan memberikan aroma yang lebih merangsang ayam untuk meningkatkan konsumsi pakan.

Laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak (IKT) | Nekropsi

BAB I PENDAHULUAN     Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi jaringan tubuh ternak yang dilakukan dengan cara membedah atau membuka rongga tubuh sehingga fisik organ dalam ternak dapat diamati. Dalam penggunaanya, nekropsi banyak digunakan dalam hal pemeriksaan unggas yang diduga telah terjangkit penyakit. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui penyakit yang diderita oleh unggas sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut agar peternakan terhindar dari kerugian finansial yang lebih besar. Maka dari itu nekropsi sangat penting untuk dipelajari, mengingat pentingnya menjaga kesehatan unggas dalam keberlangsungan usaha peternakan.     Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih terlatih dalam melakukan nekropsi pada unggas dan mampu menganalisa penyakit yang diderita oleh unggas. Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih memahami secara mendalam mengenai karakteristik penampilan luar dan organ dalam unggas yang terkena penya