Skip to main content

PENGENDALIAN MUTU PAKAN

1.1    Pengendalian Mutu Pakan

1.2. Pengertian Dan Pentingnya Pengendalian Mutu




Bahan pakan termasuk salah satu komoditas secara umum berasal dari hasil pertanian, termasuk hasil ikutannya (by product) . Bahan dari hasil pertanian umumnya memeliki sifat mudah rusak, meskipun ada yang tidak mudah rusak dan ada yang sangat mudah rusak.
Pengawasan atau pemeriksaan mutu (quality assurance) yaitu pemeriksaan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang digariskan, instruksi-instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang dianut. Adapun salah satu proses pengawasan mutu adalah pengendalian mutu.
Pengendalian (controlling) mutu adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan pengukuran dan koreksi di semua kegiatan di dalam rangka memastikan bahwa tujuan-tujuan dan rencana-rencana perusahaan untuk memproduksi bahan atau produk yang bermutu dapat terlaksana dengan baik.

Terdapat empat langkah dalam proses pengendalian, antara lain :
1. menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi.
2. mengukur pelaksanaan kerja.
3. Mengukur apakah prestasi kerja memenuhi standar
4. mengambil tindakan koreksi, jika hasil-hasil yang dicapai tidak memenuhi standar dan analisis menunjukkan perlunya diambil tindakan.

Standar mutu yang digunakan untuk keperluan pengawasan mutu dalam rangka pengendalian mutu dapat digunakan standar mutu dari pabrik atau perusahaan itu sendiri, standar lokal, standar nasional, standar regional maupun standar internasional.
Kegunaan dari standar adalah :sebagai kesatuan bahasa atau pengertian dalam mutu bagi pihak-pihak yang terlibat, keseragaman mutu produk dari waktu ke waktu, untuk memperlancar pemasaran, dan untuk memberikan pedoman mutu bagi masyarakat industri.

1.3.    Jenis-jenis Metode Pengendalian

Terdapat empat dasar dalam pengolahan jenis pengendalian, yaitu waktu pengendalian, objek pengendalian, subjek pengendalian dan cara pengendalian.

Berdasarkan waktunya pengendalian dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Pengendalian prefentif yaitu merupakan pengendalian yang dilakukan sewaktu kegiatan belum dimulai.
2. Pengendalian represif merupakan jenis pengendalian yang dilakukan sewaktu kegiatan sudah berjalan tetapi belum selesai.
3. Pengendalian kuratif merupakan jenis pengendalian yang dilaksanakan setelah suatu jegiatan selesai.

Apabila dilihat dari obyek yang dikendalikan, dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: pengendalian produksi, pengendalian keuangan, pengendalian waktu dan pengendalian manusia beserta kegiatannya.
Pengendalian produksi antara lain meliputi : pengendalian proses produksi, pengendalian bahan baku, pengendalian tenaga kerja, pengendalian biaya produksi dan pengendalian mutu produk.
Dalam operasi pengendalian mutu, bagian pengendali mutu dari suatu perusahaan atau industri secara rutin melakukan pengambilan contoh , pemeriksaan dan analisis atau uji mutu, serta evaluasi dan penetapan mutu.
Pengendalian mutu proses adalah analisis mengenali penyebab keberagaman produk, dan kemudian melakukan tindakan perbaikan terhadap proses produksi agar dicapai produk yang bermutu baik dan seragam.

Kegunaan pengendalian proses adalah :

1.    dapat diterapkan pada pekerjaan pengadaan bahan dalam rangka pengendalian mutu bahan mentah oleh unit penerima barang agar diperoleh bahan mentah yang bermutu dan seragam;
2.    untuk memperoleh keseragaman produk dari setiap angkatan atau tahapan (per batch, per shift) dan juga per angkatan produksi;
3. sebagai bagian dari penataan proses produksi. Penyebab keberagaman produk banyak macamnya, namun dapat dikelompokkan berasal dari : a. bahan mentah, b. formulasi produksi, c. cara atau proses pengolahan, d. peralatan yang digunakan, dan e. hukum peluang.

Tujuan pengendalian proses adalah untuk :
1. mengenali dan memantau terjadinya penyimpangan mutu produk;
2. memberikan peringatan dini sehingga dapat dicegah terjadinya penyimpangan mutu produk lebih lanjut;
3. memberi petunjuk waktu yang tepat tentang perlunya segera dilakukan tindakan koreksi untuk meluruskan proses yang menyimpang;
4. mengenali penyebab keragaman atau penyimpangan produk;
5. memperoleh produk yang seragam dan sesuai dengan standar mutu.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pengendalian proses adalah :
a. penetapan parameter pengendalian;
b. konstruksi bagan pengendalian;
c. pengujian dan pengukuran sifat-sifat mutu produk ;
d. pencatatan hasil pengukuran mutu dan operasi pengendalian proses.

2.1. Sifat-sifat dan Mutu Pakan

Mutu atau kualitas adalah kumpulan sifat atau ciri atau faktor pada komoditas yang membedakan tingkat pemuas atau aseptabilitas dari komoditas tersebut bagi pembeli atau konsumen.
Secara umum unsur mutu dapat dikelompokkan dalam 3 katagori yaitu:

a. Sifat mutu;
b. Parameter mutu;
c. Faktor mutu

Sifat mutu adalah sifat-sifat yang langsung dapat diamati, dianalisis atau diukur dari komoditas atau produk tertentu. Sifat-sifat tersebut dapat berupa sifat fisik objektif seperti susunan kimia, kadar air, berat, ukuran dan sifat organoleptik subjektif seperti rasa, bau dan tekstur. Sifat mutu biasanya berperan dalam kelas mutu atau perincian mutu.
Parameter mutu merupakan besaran yang mencirikan beberapa sifat mutu komoditas atau produk yang diturunkan dari beberapa pengukuran sifat fisik. Contoh : berat jenis dan indek haugh.
Faktor mutu pada komoditas adalah hal-hal yang tidak dapat diukur atau diamati secara langsung dari suatu komoditas, namun jelas-jelas mempunyai pengaruh langsung terhadap mutu. Faktor mutu ini juga disebut faktor tersembunyi karena memang tidak dapat dilihat namun betul-betul mempengaruhi mutu. Contoh: asal daerah, faktor genetik, varietas atau ras.
Kriteria mutu adalah beberapa unsur mutu yang disepakati atau secara resmi digunakan untuk mencirikan mutu atau standarisasi mutu. Untuk dijadikan kriteria mutu hanya dipilih sifat, faktor atau parameter mutu yang tinggi tingkat relevansinya dengan mutu serta mudah dan cepat dapat diukur.

Sifat-sifat atau faktor komoditas yang dijadikan kriteria mutu ada beberapa pedoman antara lain:
1. sifat atau faktor tersebut mempunyai relevansi yang besar terhadap mutu;
2. prosedur pengamatan atau analisis mutu sederhana, baik cara maupun peralatannya;
3. dapat dilaksanakan dengan cepat.

Macam-macam mutu ditentukan berdasarkan dari sifat-sifat bahan yang menyusunnya :
1. Mutu organoleptik;
2. Mutu fisik;
3. Mutu kimiawi dan gizi;
4. Mutu mikrobiologik.
Sifat mutu bahan atau komoditas yang terkait dengan sifat fisik dan sifat organoleptik digolongkan menjadi : a. sifat mutu organoleptik semata;b. sifat mutu fisik organoleptik; c. sifat mutu fisik semata


2.2. Penurunan Mutu Pakan

Mutu bahan maupun produk dapat mengalami penurunan akibat dari: a. kerusakan, b. pencemaran dan pemalsuan, c. adanya komponen antinutrisi maupun toksik.

Terdapat empat macam sistim yang menentukan klasifikasi kerusakan, yaitu:
1.Berdasarkan pengertian kerusakan, yaitu kerusakan dalam arti sempit dan kerusakan dalam arti luas;
2. Berdasarkan akibat dari yang diderita atau jenis kerusakan yang diderita;
3. Berdasarkan apa yang menyebabkan kerusakan: a. disebabkan oleh faktor dalam (intrinsik) yaitu faktor yang melekat pada produk itu sendiri, seperti sifat genetik, enzim; b. disebabkan oleh faktor luar (lingkungan luar komoditas atau bahan);
4. Berdasarkan jenis-jenis penyebab terjadinya kerusakan antara lain disebabkan oleh faktor mekanis, fisik,' kimiawi, biologi, mikrobiologi dan fisiologi .

Kerusakan dalam arti sempit adalah kerusakan yang dikaitkan dengan kerusakan produk secara langsung seperti tepung ikan tengik, hijauan busuk dan lain-lain sehingga bahan-bahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi. Adapun kerusakan dalam arti luas adalah kerusakan yang menyebabkan tidak dapat digunakan, serta bobotnya turun, mutunya turun dan dikaitkan dengan nilai ekonomi.
Pencemaran atau kontaminasi adalah benda asing yang terlihat maupun yang tidak dalam suatu komoditas. Pencemaran dapat digolongkan bedasarkan pada bentuk bahan pencemarnya, yaitu
1. pencemaran fisik,
2. kimia,
3. mikrobiologik dan
4. biologik.

Pencemaran atau kontaminasi fisik yaitu adanya benda-benda asing yang terlihat yang terdapat dalam atau melekat pada komoditas. Pencemaran kimia adalah adanya zat-zat kimia yang secara alamiah tidak terdapat dalam komoditas itu.
Pemalsuan adalah benda asing yang sengaja ditambahkan dalam suatu komoditas dengan tujuan untuk menambah volume atau untuk menutupi mutu yang kurang. Pemalsuan dapat dilakukan dengan : a. bahan pemalsu; b. pemalsuan mutu. Bahan yang digunakan untuk pemalsuan komoditas disebut bahan pemalsu.

Pemalsuan mutu adalah pemalsuan dengan cara menyalah gunakan nama mutu (misbranding) dan pemalsuan kelas mutu (misgrading). Penyalah gunaan nama dilakukan dengan memberi nama yang tidak sesuai dengan komoditas yang sebenarnya dengan tujuan untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi. Pemalsuan kelas mutu dilakukan dengan cara: a. Mencampur produk klas mutu tinggi dengan kelas mutu lebih rendah, tetapi diperdagangkan dengan nama produk kelas mutu tinggi. b. Dengan cara menamakan produk kelas mutu tinggi , padahal sebenarmya berasal dari kelas mutu rendah.

Zat kimia beracun atau yang membahayakan dapat terkandung dalam produk atau bahan dan dapat menurunkan mutu bahan, dapat melalui beberapa sebab antara lain:
1. secara alami tedapat pada bahan,
2. Kontaminasi,
3. zat tambahan yang tidak sesuai ketentuan,
4. reaksi atau proses kimiawi kemudian,
5. kondisi intoleran pada individu yang bersangkutan

2.3.    Penurunan Mutu Bahan Pakan Nabati

Penurunan mutu bahan pakan biji-bijian dan hasil ikutannya ( dalam bentuk tepung, adalah diakibatkan oleh adanya kerusakan, pemalsuan dan pencemaran. Pengendalian mutu bahan pakan biji-bijian dan kacang-kacangan agar tidak mengalami kerusakan dapat dilakukan dengan mempertahankan kadar air yaitu sekitar 10 -14%. Untuk menghindari adanya pencemaran dan pemalsuan, maka perlu dilakukan pemeriksaan awal terhadap kadar air, adanya sisa-sisa metal (logam berat), batu, kotoran dan bahan kontaminan non biologis lainnya serta adanya kutu atau serangga. Untuk menghilangkan adanya senyawa beracumn alamiah seperti tannin, HCN dapat dilakukan melalui pengolahan (membuat tepung, fermentasi) hijauan yang terdiri dari daun-daunan (rambanan) dan rumput-rumputan termasuk bahan mudah rusak apabila tidak ditangani semestinya. Bahan ini mudah rusak karena sisa- sisa pertahanan fisiologik masih ada, tetapi cepat hilang dan perlindungan alami rendah. Penurunan mutu hijauan antara lain disebabkan oleh adanya :
1. Kerusakan mikrobiologi ;
2. Adanya senyawa beracun.

Cara penaggulangannya adalah dengan pengawetan yaitu melakukan pengeringan dibuat hay , atau pengawetan secara asam dengan mebuat silase. Adapun Senyawa beracun secara alamiah juga terdapat pada jenis rumput-rumputan dapat dilakukan penurunan dengan cara pemanasan atau pelayuan, sebelum bahan tersebut diberikan pada ternak
.
2.4.    Bahan Pakan Hewani

Bakan pakan hewani selain mengandung protein, juga mengandung lemak di atas 10%, sehingga perlu diperhatikan selama penyimpanan sebelum bahan-bahan tersebut dimanfaatkan. Penuruan mutu biasanya disebabkan oleh kerusakan kerusakan kimiawi, seperti ketengikan dan kerusakan fisik (terjadi penggumpalan).

Mempertahankan mutu tepung ikan agar tidak mengalami kerusakan kimiawi yaitu ketengikan , dapat dilakukan dengan cara menambah antioksidan seperti butilatet hidroksi anisol (BHA), butilatet hidroksi toluene (BHT), atau bahan antioksidan alami (seperti vitamin C), dan dilakukan pengemasan yang sesuai dengan tehik pengemasan yang baik.
Pengendalian mutu bahan pakan tersebut dapat dilakukan melalui pemeriksaan kualitas secara periodik. Beberapa cara yang dapat digunakan antara lain :
a. Pemeriksaan visual ;
b. Proksimat analisis, melihat kualitas bahan secara lengkap, termasuk Ca, P. ; c. Spot test, merupakan uji kimiawi ringan untuk melihat beberapa senyawa tertentu,d. Analisis komponen obat , vitamin, additive mungkin perlu dilakukan bila dianggap perlu .
Bahan pakan yang digunakan, selain berbentuk padat, ada yang berbentuk cair, seperti molases (tetes), fish soluble, dan lain-lain.
Molases (tetes) merupakan bahan pakan bentuk cair yang sering digunakan. Analisis rutin yang perlu dilakukan adalah terhadap kandungan gula. Molases kadang-kadang mengandung kalium (K) yang tinggi dan tidak diinginkan. Oleh karena itu dalam pengendalian mutunya, analisis kandungan kalium (K) tersebut perlu dilakukan.
Kerusakan dapat pula terjadi pada bahan-bahan cair ini apabila tidak segera dimanfaatkan dan tidak dilakukan penanganan dengan baik.
Penanganan bahan berbentuk cair ini dapat dilakukan dengan cara penyimpanan dalam wadah yang tidak berkarat, misalnya yang terbuat dari plastik atau stainless steel.

2.5. Penurunan Mutu selama Proses pengolahan, dan Faktor yang Mempengaruhi

Pengolahan ini dimaksudkan :
1. Agar terjadi peningkatan kualitas bahan yang diolah;
2. memudahkan dalam penyimpanan;
3. untuk meningkatkan palatabilitas dan efisiensi pakan dan
4. Memudahan dalam penanganan.

Beberapa faktor proses pengolahan yang dapat mempengaruhi hasil akhir antara lain proses pengeringan, peralatan yang digunakan selama proses dan macam proses pengolahan sesuai dengan jenis prosuk yang dihasilkan.
Beberapa pengolahan utama pada industri pakan adalah penggilingan (grinding) untuk memperkecil ukuran bahan pakan, pencampuran (mixing), pembuatan pakan butiran (crumble) atau pellet melalui pelleting, pengecilan ukuran dari hijauan dan pengolahan menggunakan jasa dari mikroorganisma yang sering dikenal dengan istilah fermentasi.
Penggilingan (grinding) bahan pakan bertujuan untuk mengubah bentuk bahan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Ukuran partikel tersebut ditentukan oleh saringan yang terdapat didalam mesin penggiling, yang dengan mudah dapat diganti-ganti sesuai dengan tujuan. Pengecilan ukuran partikel sangat penting untuk mendapatkan daya campur yang baik dan mencegah seminimal mungkin terjadinya pemisahan setelah bahan dicampur. Pengecilan ukuran partikel dapat dibedakan menjadi pengecilan yang ekstrim atau penggilingan dan pengecilan ukuran yang relatif masih berukuran besar.
Pencampuran atau mixing bahan pakan ditujukan untuk memperoleh homogenitas pakan yang dibuat dari beberapa bahan pakan untuk memperoleh kadar zat gizi yang lengkap sesuai kebutuhan ternak. Pencampuran meliputi pengadukan dan pengacakan. Pengadukan berarti meningkatkan keseragaman, sedangkan pengacakan berarti meningkatkan keragaman. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang memiliki sifat berbeda. Pembuatan atau pencampuran bahan pakan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan cara menggunakan alat-alat sederhana dan dengan tangan yang dilakukan di atas lantai, atau dalam feedmill. Pencampuran bahan pakan secara manual diperlukan alat-alat yaitu skop (paddle) atau drum yang dirancang dengan disain mixer. Adapun feedmill adalah serangkaian mesin-mesin pembuat pakan yang bekerja secara kompak dan lengkap yang biasa dikerjakan oleh pabrik atau industri pakan.
Pencampuran pakan di dalam feedmill dilakukan oleh mesin pencampur (mixer). Di dalam proses pencampuran ini, baik secara manual maupun menggunakan mesin pencampur, terdapat tiga mekanisme yang terjadi di dalam pencampuran tersebut, antara lain:
1. Proses pemindahan kelompok partikel dari satu lokasi ke lokasi lain dalam suatu volume tertentu dari pakan;
2. Terjadi proses difusi, yaitu penyebaran partikel pada suatu permukaan yang terbentuk akibat proses pengadukkan;
3. Proses shearing, yaitu proses penyusupan partikel diantara partikel yang lainnya.

Untuk memperoleh hasil pencampuran yang homogen dilakukan dengan cara: bahan pakan yang memiliki partikel sangat kecil dan jumlahnya sedikit misalnya feed additif seperti premix dan vitamin, dilakukan pencampuran pendahuluan (pre-mixing) supaya merata.
Untuk memperoleh hasil yang homogen diperlukan pencampuran dalam mixer kira- kira selama 15 menit. Proses pencampuran dikatakan telah berlangsung dengan baik (atau telah tercapai derajad keseragaman yang baik), jika komponen, yang dicampur dari sampel yang diambil selama proses pencampuran, telah terdistribusi melalui komponen lain secara random (acak). Selain itu, mengingat proses pencampuran merupakan unit operasi yang bersifat empiris, maka untuk mencapai hasil yang baik, seni lebih berperan lebih banyak dibanding science, sehingga untuk mendapatkan campuran yang baik perlu belajar dari pengalaman.

Indikasi homegenitas tersebut dapat dicontrol melalui cara:
a. menghitung kandungan garamnya (NaCl);
b. mengukur kandungan mineral perunut (tracer),
c. dengan melihat rata-rata dan coefisien variasi (CV). Apabila CV < 10% berarti homogenitas dianggap baik.

Pellet adalah bentuk pakan yang dipadatkan sedemikian rupa dari bahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat keambaan. Beberapa variable yang mempengaruhi proses pelleting adalah kadar air dan sumber bahan penyusun pellet. Variabel yang tidak dapat dieliminasi adalah suhu conditioning.
Kualitas pellet dapat diukur secara kimiawi, fisik dan biologis. Kualitas fisik pellet yang dapat diukur antara lain durasi, kekerasan, penampakan, tekstur, warna , keseragaman dan kekompakan. Kualitas fisik pellet dipengaruhi oleh: 1. Komponen penyusun bahan baku, terutama kandungan protein, pati, serat kasar dan lemak. Bahan yang kaya protein jika terkena panas akan bersifat plastis sehingga memudahkan pencetakan dan memperbaiki penampakan pellet.
Pengolahan bahan pakan dapat pula dilakukan dengan menggunakan jasa mikrobia yaitu yang dikenal dengan fermentasi. Untuk keberhasilan proses tersebut diperlukan kondisi pH, kadar air dan suhu yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisma yang digunakan untuk proses fermentasi tersebut agar proses dapat terjadi optimal. Untuk keperluan tersebut pengontrolan secara periodik selama proses harus dilakukan, terutama terhadap pH dan suhu.
Beberapa hal juga perlu diperhatikan sebelum proses pengolahan agar kesalahan selama proses dapat diperkecil.
Hal-hal yang perlu dikontrol sebelum proses pengolahan tersebut antara lain:
a. Pemeriksaan dan perawatan alat secara periodik sesuai spesifikasi pabrik pembuat alat.
b. Pemeriksaan fungsi operasi sebelum pemakaian;
c. Pembersihan alat dari sisa proses;
d. Pemeriksaan dan pengawasan akurasi fungsi alat dan bahan yang diolah pada setiap tahapan proses;
e. Pengendalian dan pengawasan lingkungan pabrik.

2.6.    Pengendalian Mutu Produk Pakan

Pengendalian mutu pakan jadi perlu dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan mutu pakan jadi atau hasil olahan agar tidak mengalami penurunan mutu selama proses penyimpanan dan distribusi sampai ke konsumen (ternak). Hal-hal yang dapat dilakukan dalam rangka pengendalian mutu produk tersebut adalah :
1. Pengawasan atau pemeriksaan mutu produk akhir.
2. Pemeriksaan dan pengawasan sistem pelabelan dan pengemasan

Pemeriksaan mutu produk diperlukan untuk mendapatkan kepastian atas kesesuaian hasil dengan formulasi dan tujuan proses yang telah ditetapkan. Mencakup homogenitas campuran, performans fisik, kandungan nutrisi, dan lain-lain.
Sistem pelabelan dan pengemasan dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan yang mungkin terjadi pasca prosesing. Selain itu juga berfungsi sebagai dasar informasi dan penjaminan mutu pabrik atas produk yang dipasarkan. Label seharusnya memuat informasi tentang nama produk dan komposisi produk, produsen, catatan lain terkait dengan optimalisasi fungsi dan manfaat produk.

Comments

Popular posts from this blog

Kalopo (Calopogonium mucunoides)

Tanaman ini tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30- 50 cm. Tanaman ini beradaptasi pada tanah yang basah dan tidak tahan terhadap kekeringan. Batang dan daun yang muda berbulu, berwarna coklat keemasan. Bentuk daun bulat dan berkelompok 3 dalam satu tangkai. Bunganya kecil berwarna ungu. Jenis legum ini kurang disukai oleh ternak karena daun  dan batangnya berbulu. Biasa ditanam dengan biji dengan kebutuhan 6-9 Kg/ha. Dapat ditanam dengan rumput Rhodes dan  Brachiaria .

Anatomi dan Fungsi Saluran Pencernaan Kambing

Organ tubuh luar terdiri dari atas kepala, kaki depan, kaki belakang, total kaki, kulit, ekor, otak, mata dan lidah. Organ tubuh dalam terdiri dari total organ tubuh dalam, total saluran pencernaan, darah dan lemak hasil ikutan internal. Ternak kambing memberikan beberapa keuntungan bagi petani peternak, antara lain : 1) Sebagai ternak penghasil daging, susu, Wit dan pupuk, 2) sebagai hewan tabungan,   3) cepat berkembang biak dan beranak lebih dari satu dalam satu kali melahirkan, 4) modal yang diperlukan relatif kecil, 5) kandang dan pemeliharaamya sederhana dan tidak membutuhkan tenaga yang banyak, 6) dapat menggunakan limbah pertanian sebagai makanan dan 7) mempunyai resiko pemeliharaan gang kecil. Pertumbuhan tubuh sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan bagian-bagian tubuh yang terdiri atas organ-organ tubuh luar dan dalam.   Sebagian dari organ-organ ini adalah organ yang masak dini, hal ini karena organ tersebuk merupakan organ pengatur dan penunjang aktifitas tubuh, s...

Laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak (IKT) | Nekropsi

BAB I PENDAHULUAN     Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi jaringan tubuh ternak yang dilakukan dengan cara membedah atau membuka rongga tubuh sehingga fisik organ dalam ternak dapat diamati. Dalam penggunaanya, nekropsi banyak digunakan dalam hal pemeriksaan unggas yang diduga telah terjangkit penyakit. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui penyakit yang diderita oleh unggas sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut agar peternakan terhindar dari kerugian finansial yang lebih besar. Maka dari itu nekropsi sangat penting untuk dipelajari, mengingat pentingnya menjaga kesehatan unggas dalam keberlangsungan usaha peternakan.     Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih terlatih dalam melakukan nekropsi pada unggas dan mampu menganalisa penyakit yang diderita oleh unggas. Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih memahami secara mendalam mengenai karakteristik penampilan luar dan organ da...