Skip to main content

KARAKTERISTIK MESIN PENGEMAS PAKAN CRUMBLE

BAB 1

PENDAHULUAN

    Pakan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya  ternak.  Kebutuhan  pakan  ternak  meliputi  jenis,  jumlah dan  kualitas bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung akan dapat mempengaruhi tingkat produksi dan produktifitas ternak yang dipelihara. Tingkat  keuntungan  yang  diperoleh  dari  usaha  budidaya  ternak  sangat dipengaruhi  oleh  total  biaya  pakan  yang  dikeluarkan,  dimana  biaya pakan  dapat  mencapai  60  -70  %  dari  seluruh  biaya produksi  yang diperlukan untuk usaha budidaya ternak.
    Pakan crumble banyak digunakan dalam budidaya ternak unggas khususnya ayam, karena ukuranya yang dinilai cocok sesuai ukuran paruh ayam. Untuk menghasilkan crumble berkualitas, pengemasan merupakan salah satu aspek yang menentukan baik tidaknya crumble. Karena dengan pengemasan yang baik maka dihasilkan pula crumble yang berkualitas.
    Budaya kemasan  telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Dalam perkembangannya di bidang peternakan, sudah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk peternakan, misalnya dalam pengemasan pakan ternak khususnya pakan bentuk crumble. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk peternakan. Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai daya tarik pembeli. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karatristik Pakan Crumble

    Crumble merupakan tipe ransum yang dihasilkan dari campuran bahan pakan pada mesin pellet dan kemudian pellet tersebut dihancurkan dengan ukuran lebih kasar daripada mash. Retnani et al., (2009) menyatakan bahwa pemberian pakan dalam bentuk crumble diharapkan dapat lebih menjamin campuran bahan pakan, termasuk bioaktif di dalam pakan lebih homogen. Dengan demikian, bioaktif yang diberikan dalam pakan dapat dikonsumsi oleh ternak seluruhnya. Ransum bentuk crumble memberi hasil yang lebih baik karena bioaktif dapat tercampur secara homogen di dalam pakan yang dikonsumsi.

2.1.1 Spesifikasi Crumble

Menurut Kartadisastra (1994) crumble memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a.    Pakan tidak berdebu dan mudah untuk dikonsumsi
b.    Kehilangan pakan yang disebabkan oleh angin sangat sedikit
c.    Bahan-bahan pakan penyusunya sangat kompak dan tercampur merata
d.    Meningkatkan konsumsi pakan
e.    Relatif tidak mengandung bakteri membahayakan
f.    Pemborosan pakan (akibat hilang) dapat ditekan
g.    Formula pakan menjadi lebih efisien.
   
    Ransum dalam bentuk crumble menghasilkan produksi lebih baik daripada ransum bentuk mash dan pellet pada broiler komersil selama umur 21-56 hari, selain itu ransum dalam bentuk crumble dan pellet juga lebih efisien dari pada ransum mash. Retnani et al., (2011) menyatakan bahwa semakin halus ukuran partikel bahan baku akan menyebabkan crumble semakin kuat karena semakin halus partikel tersebut maka akan semakin luas permukaan kontak antar partikel, sehingga ikatan antar partikel kuat. Serat kasar yang tinggi pada bahan dapat menjadikan crumble menjadi kurang kokoh dan mudah rapuh.

2.2 Pengolahan Pakan Crumble

2.2.1 Mekanisme Proses Dihasilkanya Crumble
Crumble dihasilkan dari proses bertahap yang cukup panjang, akan lebih jelasnya seperti pada bagan dibawah ini.



1) Penerimaan Bahan pakan, perlu diamati fisik bahan dan konsistensi mutu bahan.
2) Sortasi, bertujuan untuk menyeleksi bahan mana yang layak diolah atau tidak layak.
3) Pembersihan/penyaringan (screening), untuk membersihkan bahan pakan terdiri dari pembersihan secara fisik dengan cara pengayakan.
4) Pengecilan ukuran (grinding) dan pengayakan (sieving), pengecilan ukuran bertujuan untuk menghancurkan, menggiling atau menghaluskan. Sedangkan pengayakan bertujuan untuk menghasilkan hasil gilingan seragam.
5) Penimbangan (weighing), penimbangan dilakukan setelah formulasi pakan.
6) Pencampuran (mixing), proses pencampuran atau pengadukan bertujuan agar bahan tercampur secara merata(homogen) dan seluruh komponen bahan pakan yang di formulasi dapat tersebar secara seimbang.
7). Pemberian uap panas (steaming), untuk menimbulkan aroma pada pakan jadi dan juga bertujuan mensterilkan bahan.
8) Pembentukan pelet (pelletizing), untuk membentuk suatu kesatuan pakan, atau pemadatan sehingga tidak mudah tercecer.
9) Pembentukan Crumble (crumbling), bertujuan untuk memotong atau memecah pelet hasil pengolahan pelletizer menjadi beberapa bagian.
10) Pendinginan atau Penganginan (cooling), untuk menghilangkan uap air yang terdapat pada permukaan luar pelet hasil pelletizing.
11) Pengemasan (Packaging), untuk memudahkan pengangkutan hasil produk, dan untuk menjaga agar pakan tidak cepat mengalami penurunan mutu.
12) Penjahit kemasan (sewing), agar produk pakan terlindung, juga mencegah kontaminasi atau tercampurnya bahan dengan benda asing.
13) Penyimpanan (Storage), sebaiknya ditempatkan pada tempat yang tidak terlalu gelap, hal ini bertujuan untuk mencegah timbulnya proses enzimatis pada pakan yang berakibat penurunan mutu produk.

2.2.2 Mesin Pemecah Pellet (Crumble)   

    Mesin pemecah pellet (crumble) biasanya banyak digunakan untuk pakan ayam pedaging fase grower dan finisher. Mesin ini berfungsi untuk memecah pellet menjadi lebuh kecil. Mesin ini bertenaga motor sebesar 1 HP dengan kapasitas pengolahan 400-500 kg/jam (untuk skala kecil).
Fungsi : memecah / mengurai pakan ternak menjadi bentuk crumble.


Spesifikasi
•    Dimensi : 700 x 500 x 900 mm
•    Material Body : Plat Mild Steel
•    Material Pengurai : Mild Steel
•    Material Rangka : Siku
•    Penggerak : Elektromotor 1 HP
•    Kapasitas : 100-150 kg/ jam
2.3 Mesin Pengemas Crumble
    Crumble memiliki ukuran yang kecil, lebih kecil dar ipada pellet sehingga lebih cocok dikemas dalam karung plastik. Penggunaan karung plastik bertujuan untuk menjaga crumble tidak mudah tercecer, menjaga kualitas crumble dan dapat menampung banyak crumble setiap karungnya.
    Berikut adalah contoh mesin jahit pengemas karung plastik. Fungsi mesin jahit karung ini adalah untuk menjahit karung plastik dan goni.
Spesifikasi Mesin Jahit Karung.
•    Tipe : NP-7A
•    Listrik : 90 watt
•    Dimensi : 36x25x30 cm

2.4 Tujuan Pengemasan Crumble

Pengemasan crumble mempunyai beberapa tujuan antara lain:
•    Pengawetan, dengan adanya pengemasan crumble menjadi lebih awet karena terhindar dari pengaruh lingkungan luar.
•    Menjaga kualitas, dengan pengemasan yang baik akan maka kualitas crumbe akan terjaga terhadap kerusakan fisik, kimia, dan biologi.
•    Memudahkan distribusi, karena dengan pengemasan pakan menjadi mudah dalam pengakutan dan tidak tercecer.
•    Pengenalan produk, untuk mempermudah orang menemukan, mengingat produk yang ia gunakan, menambah daya tarik calon pembeli, sarana informasi dan iklan serta memberi kenyamanan bagi pemakai.
•    Meningkatkan efisiensi, berguna dalam penghitungan sehingga memudahkan (misalnya, satu kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan.

BAB III

SIMPULAN

    Crumble merupakan tipe ransum yang dihasilkan dari campuran bahan pakan pada mesin pellet dan kemudian pellet tersebut dihancurkan dengan ukuran lebih kasar dari pada mash. Crumble dihasilkan dari beberapa tahap yaitu penerimaan bahan pakan, sortasi, pembersihan/penyaringan, pengecilan ukuran, penimbangan, pencampuran, pemberian uap panas, pembentukan pelet, pembentukan crumble, pendinginan atau penganginan, pengemasan, penjahit kemasan, dan penyimpanan. Penggunaan karung plastik bertujuan untuk menjaga crumble tidak mudah tercecer, menjaga kualitas crumble dan dapat menampung banyak crumble setiap karungnya. Tujuan dari pengemasan crumble yaitu pengawetan, menjaga kualitas, memudahkan distribusi, pengenalan produk dan meningkatkan efisiensi.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Budidaya Ternak Non Ruminansia. 2010. Pedoman Pembangunan Pabrik Pakan Skala Kecil dan Proses Pengolahan Pakan. Direktorat Jendral Peternakan.
Kartadisastra, H. R. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam. Kanisius. Yogyakarta.
Retnani Yuli, Dimar Wigati, dan Abdul Djamil Hasjmy. 2009. Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan terhadap Serangan Serangga dan Sifat Fisik Ransum Broiler StarterBerbentuk Crumble. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol. XII. No.3
Retnani Yuli, L. Herawati dan S. Khusniati. 2011. Uji Sifat Fisik Ransum Broiler Starter Bentuk Crumble Berperekat Tepung Tapioka, Bentonit dan Onggok. JITP Vol. 1 No. 2
http://www.alatpengemas.com/Toko_Mesin_Penjahit_Karung_Plastik_Mesin_Jahit_Karung_Plastik_di_Surabaya.html (Diakses 6 Mei 2014).
http://www.dinomarket.com/PasarDino/42309108/Jual-MESIN-CRUMBLE-PAKAN-TERNAK-MESIN-KONSENTRAT-/ (Diakses 6 Mei 2014).

Comments

Popular posts from this blog

Kalopo (Calopogonium mucunoides)

Tanaman ini tumbuh menjalar dan bisa memanjang sampai 30- 50 cm. Tanaman ini beradaptasi pada tanah yang basah dan tidak tahan terhadap kekeringan. Batang dan daun yang muda berbulu, berwarna coklat keemasan. Bentuk daun bulat dan berkelompok 3 dalam satu tangkai. Bunganya kecil berwarna ungu. Jenis legum ini kurang disukai oleh ternak karena daun  dan batangnya berbulu. Biasa ditanam dengan biji dengan kebutuhan 6-9 Kg/ha. Dapat ditanam dengan rumput Rhodes dan  Brachiaria .

Zat Pengharum pada Pakan Ayam

Untuk menambah daya rangsang ayam terhadap pakan, bisa juga ditambahkan pengharum yang beraroma khusus, biasanya berasal dari ekstrak tumbuhan. Pengharum ini dapat diperoleh di importir obat ternak atau toko-toko kimia. Bahan yang bisa dibeli di toko kimia seperti pengharum yang beraroma vanila. Penggunaan pengharum dalam pakan tidak mutlak. Tidak semua pakan komersial pabrik menggunakan pengharum. Dengan menggunakan bahan baku berkualitas baik akan dihasilkan pakan dengan aroma yang khas. Proses pencetakan pelet melalui tahapan penguapan (steaming) akan memberikan aroma yang lebih merangsang ayam untuk meningkatkan konsumsi pakan.

Laporan Praktikum Ilmu Kesehatan Ternak (IKT) | Nekropsi

BAB I PENDAHULUAN     Nekropsi merupakan pemeriksaan kondisi jaringan tubuh ternak yang dilakukan dengan cara membedah atau membuka rongga tubuh sehingga fisik organ dalam ternak dapat diamati. Dalam penggunaanya, nekropsi banyak digunakan dalam hal pemeriksaan unggas yang diduga telah terjangkit penyakit. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui penyakit yang diderita oleh unggas sehingga dapat ditentukan penanganan yang tepat untuk menanggulangi penyakit tersebut agar peternakan terhindar dari kerugian finansial yang lebih besar. Maka dari itu nekropsi sangat penting untuk dipelajari, mengingat pentingnya menjaga kesehatan unggas dalam keberlangsungan usaha peternakan.     Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih terlatih dalam melakukan nekropsi pada unggas dan mampu menganalisa penyakit yang diderita oleh unggas. Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan lebih memahami secara mendalam mengenai karakteristik penampilan luar dan organ dalam unggas yang terkena penya